APA ITU “MENGUPIL”?
Sebelum
mimin bahas mengenai apa saja efek negatif dari kegiatan mengupil, mimin
ceritakan dulu mengenai pengertian mengupil itu sendiri. Dilansir dari
Wikipedia.com bahwa upil atau mucus hidung kering atau ingus
kering terdapat pada hidung dan merupakan hasil pengeringan mucus koloid
kental (yang dikenal sebagai ingus) secara normal. Dalam bahasa Amerika,
upil dikenal dengan sebutan boogies atau bogeys. Tindakan
mengorek lubang hidung untuk mengeluarkan upil disebut mengupil.
Pembentukan
upil berawal dari membrane mukosa pada rongga hidung terus-menerus memproduksi
mucus basah (ingus) yang melumeri rongga hidung dan menyingkirkan debu atau
pathogen yang masuk ke hidung melalui udara. Silia juga melapisi rongga untuk
menggerakkan mucus dari rongga hidung menuju faring. Tidak semua mucus dapat
dialirkan oleh silia, dan mucus tersebut terjebak didalam hidung. Semakin dekat
mucus dari lubang hidung dan semakin sedikit kelembaban udara yang yang
diterimanya, maka semakin besar kemungkinan untuk mengering dan menjadi upil.
Kebayangkan kan jika
seseorang jarang mengupil, maka lendir yang bercampur dengan kotoran dan debu
akan semakin mengeras dan menghambat pernapasan pada hidung. Akhirnya susah
napas deh ! (hehehe)
Selain
itu, lendir yang mengering dan mengeras ini biasanya akan menyebabkan sensasi
iritasi yang memunculkan rasa gatal. Sensasi itulah yang memicu orang untuk
mengupil. Kebiasaan mengupil sendiri disebut sebagai rhinotillexomania. Istilah
tersebut berasal dari gabungan kata rhino (dalam bahasa Yunani berarti
hidung), tillesthai (menarik, mengunduh), exo (luar), dan mania
(keasyikan).
APA ALASAN SESEORANG MENGUPIL?
Mungkin
seseorang punya berbagai macam alasan untuk melakukan kegiatan mengupil. Hal
ini berkaitan dengan keadaan psikologis seseorang. Nah perilaku ini dilakukan
tanpa disadari ya guys, misalnya saat kita lagi melamun, atau lagi
bengong, tanpa sadar kita melakukan kegiatan tersebut. Sama seperti
kecenderungan orang menggigit kukunya atau mengisap jempol yang tanpa sadar
dilakukan di tempat umum. Aktivitas ini terkait dengan perasaan negatif yang
mengganggu pikiran seseorang sehingga tidak sadar melakukannya didepan umum.
Namun,
untuk penelitian khusus guna mengungkapkan alasan mengapa manusia mengupil
masih belum terungkap sampai sekarang. Berdasarkan majalah ilmiah New
Scientist pada tahun 2009, mengupil adalah salah satu bidang penelitian
yang belum terpecahkan.
PENELITIAN MENGENAI KEGIATAN “MENGUPIL”
Dilansir
dari ummiwita.wordpress.com, dalam artikel tahun 2009 yang ditulis Emma
Young di majalah New Scientist mengenai
“Sepuluh Misteri tentang diri Anda”. Dari sepuluh rahasia ilmiah yang belum
terpecahkan ilmuwan, diseluruh dunia itu salah satunya adalah kebiasaan
mengupil, mengorek kotoran di lubang hidung alias “nose-picking”.
Dua
ilmuwan asal Institut Kesehatan Mental dan Ilmu Saraf (National Institute of
Mental Health and Neurosciences), di Bangalore, India, Chittaranjan Andrade
dan B.S. Srihari telah menerbitkan jurnal ilmiah hasil penelitiannya seputar
kebiasaan mengupil. Kajian ilmiah yang melibatkan 200 orang remaja dari 4
sekolah di wilayah perkotaan di Bagalore ini menyimpulkan bahwa hamper
keseluruhan mereka memiliki kebiasaan mengupil sebanyak rata-rata empat kali
sehari. Sekitar 60 remaaj mengupil lebih dari 20 kali sehari. Namun hanya 9
orang atau 4,5 % yang mengaku mereka memakan kotoran hidungnya sendiri.
Hasil
penelitian itu, yang termasuk bidang yang masih jarang digeluti ilmuwan, terbit
di Journal of Clinical Psychiatry, (vol 62, p 426, Juni 2001). Tulisan
ilmiah itu berkesimpulan bahwa mengupil, yang bernama ilmiah rhinotillexomania,
adalah hal yang umum dilakukan remaja, dan seringkali terkait dengan kebiasaan
lain. Sang ilmuwan tersebut juga menyimpulkan bahwa kebiasaan mengupil mungkin
layak dikaji lebih dalam mengenai kaitannya dengan penyakit. Atas karyanya,
kedua ilmuwan India tersebut dianugerahi penghargaan berupa Ig
Nobel prize.
Jarangnya
penelitian di bidang mengupil masih memunculkan tanda tanya besar, mengapa
sebagian orang mesti memakan ingus kering hidungnya sendiri itu. Chittaranjan
Andrade berpendapat bahwa tidak ada kandungan gizi yang penting di dalam ingus
hidung. Namun ada kemungkinan bahwa memakan sampah lubang hidung dapat membantu
reaksi kekebalan tubuh yang sehat. Sebab, para peneliti yang menekuni hipotesa
ilmu kesehatan telah mendapatkan banyak sekali bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa orang yang tubuhnya jarang terkena atau kemasukan unsur-unsur atau
zat-zat penyebab penyakit bakal menjadikan orang tersebut semakin rentan
terkena penyakit alergi.
Belum
banyak rahasia ilmiah yang dapat diungkap mengenai bidang ini karena jarangnya
penelitian dan karya ilmiah terkait yang telah terbit. Pada tahun 1966 pernah
pula terbit hasil penelitian ilmiah oleh Sidney Tarachow dari State University
of New York yang menemukan bahwa orang yang memakan kotoran hidung mereka
mendapatinya “lezat”. Di tulisan bagian
pertama telah dipaparkan secara ilmiah manfaat kesehatan yang
mungkin ada pada kebiasaan mengupil. Namun perilaku yang dalam bahasa Jerman
disebut Nasebohren atau Nasenbohren (Nase = hidung, bohren =
mengebor; Nasebohren = mengebor hidung) ini bukannya tanpa bahaya.
Dalam karya ilmiahnya baru-baru ini (2010), ilmuwan India Lakshmi Purushothaman
dan rekannya menuturkan bahwa mengupil merupakan penyebab nomor dua terjadinya
pendarahan hidung selama kehamilan. Kebiasaan mengebor hidung berlebihan bahkan
bisa berdampak kematian.
Sekitar
sepertiga manusia di dunia memiliki sejenis kuman bakteri yang diberi nama
Staphylococcus aureus yang menghuni lubang hidungnya. Bakteri ini dapat
menyerang manusia dan menjadikan mereka sakit, bahkan meninggal dunia. Oleh
karena itu, penelitian terkait dengan bakteri tersebut dengan kebiasaan
mengupil sangatlah penting demi mencegah terjangkitnya penyakit akibat bakteri
tersebut.
Peneliti
asal Belanda, Heiman FL Wertheim dkk., melibatkan 238 pasien klinik
telinga-hidung-tenggorokan (THT) dan 86 orang sehat yang bekerja di rumah sakit
dalam kajiannya. Mereka diminta menjawab daftar pertanyaan seputar perilaku
mereka terhadap hidung mereka, serta diteliti apakah hidung mereka mengadung
bakteri S. aureus.
Hasilnya,
di kalangan pasien THT, mereka yang suka mengupil cenderung memiliki bakteri S.
aureus di dalam hidung mereka dibandingkan bukan pengupil. Demikian pula,
di kalangan orang sehat, mereka yang mengaku lebih banyak mengupil cenderung
lebih sering didapati bakteri S. aureus di dalam hidung mereka.
Kesimpulannya, kebiasaan mengupil erat hubungannya dengan keberadaan bakteri S.
aureus di dalam hidung si pengupil. Mengatasi kebiasaan mengupil mungkin
dapat membantu menghilangkan bakteri tersebut dari lubang hidung.
EFEK NEGATIF MENGUPIL
Nah
selanjutnya mimin akan bahas mengenai apa saja efek negatif yang ditimbulkan
dari kegiatan mengupil.
1.
Mudah Terkena Flu
Influenza
atau
flu merupakan jenis penyakit yang dapat menular melalui udara, kontak langsung
dengan penderita, atau ditularkan dari tangan sendiri. Kebiasaan memasukkan
jari ke hidung sangat rentan terkontaminasi virus flu dengan melewati selaput
lendir yang masuk kehidung sehingga menyebabkan seseorang terkena penyakit flu
dan terlebih disebabkan oleh diri sendiri. Tangan yang tidak higienis bisa
menjadi medium infeksi pada rongga hidung. Gejala yang akan dirasakan dalam
waktu kedepan bagi yang sering mengupil bisa saja mengalami flu, gatal pada
tenggorokan serta bersin-bersin.
2.
Mimisan
Kebiasaan sering mengupil apalagi
jika mengupil terlalu keras dapat menyebabkan cidera pada lapisan hidung dan dapat
memicu terjadinya mimisan. Hal ini akan mengganggu fungsi dari hidung yaitu sebagai
perlindungan tubuh dari bakteri dan benda asing lainnya.
3.
Kerontokan bulu hidung
Jika kita sering melakukan kegiatan mengupil,
maka bulu hidung dapat dengan mudah mengalami kerontokan. Padahal fungsi bulu hidung sangat penting untuk menyaring
debu dan polutan di udara sehingga apabila bulu hidung mengalami kerontokan,
justru akan mempermudah jalan bagi segala jenis penyakit dan infeksi masuk ke
dalam tubuh.
4.
Meningitis
Hati-hati
saat mengupil, karena bila terlalu dalam mengorek akan menyentuh sinus bagian
dalam yang berdekatan dengan otak. Ada tulang yang disebut sebagai tulang ethmoid
yang memisahkan hidung dan otak. Jika saat mengupil tidak hati-hati, maka akan
menusuk tulang ini. Akibatnya cairan di otak akan bocor dan bisa menyebabkan meningitis,
yaitu radang selaput pelindung sistem syaraf pusat.
5.
Kematian
Kegiatan
mengupil itu sendiri sebenarnya tidaklah berbahaya. Namun memasukkan jari
kedalam lubang hidung itu dapat berdampak sangat buruk jika dilakukan dengan
sangat kuat (misalnya menggaruk dengan kuku jari), terlalu dalam (contohnya
memasukkan jari melebihi ukuran panjang ruas pertama jari), menggunakan benda
selain jari, dan menggunakan jari kotor. Kebiasaan mengupil tak terkendali
mendapat perhatian khusus di kalangan ilmuwan mengingat salah satu dampak
berbahayanya adalah kematian.
Ian
Bothwell (63 tahun) adalah salah satu contoh korban dari tragedi hidung. Warga
Inggris yang misteri kematiannya diungkap Dr. Emyr Benbow di rumah sakit
Manchester Royal Infirmary, Inggris, itu awalnya diduga tewas karena jatuh dari
tempat tidur. Namun ketiadaan bekas benturan pada kepala menihilkan penjelasan
tersebut. Lubang hidungnya yang dipenuhi darah menjadi pertanda bahwa
kematiannya adalah karena epistaxis, atau pendarahan pada lubang hidung.
Akhirnya disimpulkan bahwa korban yang menderita demensia dan ketergantungan
pada minuman keras itu tewas karena mengupil terlalu berlebihan yang berujung
pada pendarahan hingga mati. Tapi jangan khawatir, di bawah ini ada tips agar aktifitas ngupil kamu tetap aman.
TIPS AGAR MENGUPIL TIDAK MENJADI BAHAYA
Tidak hanya menimbulkan efek negative saja. Kegiatan
mengupil ini juga memberikan manfaat ya guys. Namun agar terhindar dari
efek negative kegiatan tersebut, maka perlu diperhatikan dan dilakukan beberapa
langkah dibawah ini :
1.
Bersihkan tangan : Disarankan
untuk membersihkan tangan dahulu ya guys agar terhindar dari infeksi
bakteri yang ada di jari-jari.
2.
Memotong kuku
: Sebelum melakukan kegiatan tersebut, diharuskan memotong kuku terlebih dahulu
agar tidak melukai rongga hidung.
3.
Hindari Menarik Terlalu Keras
: hindari menarik terlalu keras secret kering ya guys yang didapat saat
mengupil. Lebih baik hidung dipencet-pencet atau digoyang-goyangkan agar secret
kering terkelupas dengan sendirinya.
4.
Bersihkan Rongga Hidung
: biasakan untuk mengeluarkan ingus saat pilek dengan tuntas dan tidak bersisa
lagi. Dengan demikian tidak akan tersisia sekreta yang mongering. Usahakan ketika
berwudhu atau mandi membersihkan rongga hidung dengan air bersih.
5.
Bersihkan Tangan Usai Mengupi : jangan lupa bersihkan tangan setelah kegiatan
mengupil yaa
SEMOGA BERMANFAAT !
Ditulis Oleh: Firmania
No comments:
Post a Comment