Saturday, March 5, 2016

Setelah Baca Ini Kamu Akan Mikir Dua Kali Kalau Mau Ngupil!



efek negataif ngupil

            Dari judulnya aja bikin kita melongo ya guys !. Masa iya untuk urusan mengupil aja ada efek negatifnya?. Eitss jangan salah ya guys, untuk urusan yang kelihatannya sepele ini ada bahayanya juga loh bagi kesehatan. Padahal kan mengupil itu adalah suatu kegiatan yang kerap dilakukan setiap orang dari muda hingga tua yang bertujuan untuk membersihkan kotoran di rongga hidung yang telah mongering, kok malah berbahaya? Nah, penasaran kan apa efek bahaya dari kegiatan ini dan bagaimana solusi untuk mencegah bahaya tersebut, akan mimin jabarkan dalam artikel ini. Check this out !

APA ITU “MENGUPIL”?

Sebelum mimin bahas mengenai apa saja efek negatif dari kegiatan mengupil, mimin ceritakan dulu mengenai pengertian mengupil itu sendiri. Dilansir dari Wikipedia.com bahwa upil atau mucus hidung kering atau ingus kering terdapat pada hidung dan merupakan hasil pengeringan mucus koloid kental (yang dikenal sebagai ingus) secara normal. Dalam bahasa Amerika, upil dikenal dengan sebutan boogies atau bogeys. Tindakan mengorek lubang hidung untuk mengeluarkan upil disebut mengupil.

Pembentukan upil berawal dari membrane mukosa pada rongga hidung terus-menerus memproduksi mucus basah (ingus) yang melumeri rongga hidung dan menyingkirkan debu atau pathogen yang masuk ke hidung melalui udara. Silia juga melapisi rongga untuk menggerakkan mucus dari rongga hidung menuju faring. Tidak semua mucus dapat dialirkan oleh silia, dan mucus tersebut terjebak didalam hidung. Semakin dekat mucus dari lubang hidung dan semakin sedikit kelembaban udara yang yang diterimanya, maka semakin besar kemungkinan untuk mengering dan menjadi upil. Kebayangkan kan jika seseorang jarang mengupil, maka lendir yang bercampur dengan kotoran dan debu akan semakin mengeras dan menghambat pernapasan pada hidung. Akhirnya susah napas deh ! (hehehe)

Selain itu, lendir yang mengering dan mengeras ini biasanya akan menyebabkan sensasi iritasi yang memunculkan rasa gatal. Sensasi itulah yang memicu orang untuk mengupil. Kebiasaan mengupil sendiri disebut sebagai rhinotillexomania. Istilah tersebut berasal dari gabungan kata rhino (dalam bahasa Yunani berarti hidung), tillesthai (menarik, mengunduh), exo (luar), dan mania (keasyikan).

APA ALASAN SESEORANG MENGUPIL?

Mungkin seseorang punya berbagai macam alasan untuk melakukan kegiatan mengupil. Hal ini berkaitan dengan keadaan psikologis seseorang. Nah perilaku ini dilakukan tanpa disadari ya guys, misalnya saat kita lagi melamun, atau lagi bengong, tanpa sadar kita melakukan kegiatan tersebut. Sama seperti kecenderungan orang menggigit kukunya atau mengisap jempol yang tanpa sadar dilakukan di tempat umum. Aktivitas ini terkait dengan perasaan negatif yang mengganggu pikiran seseorang sehingga tidak sadar melakukannya didepan umum.

Namun, untuk penelitian khusus guna mengungkapkan alasan mengapa manusia mengupil masih belum terungkap sampai sekarang. Berdasarkan majalah ilmiah New Scientist pada tahun 2009, mengupil adalah salah satu bidang penelitian yang belum terpecahkan.

PENELITIAN MENGENAI KEGIATAN “MENGUPIL”

Dilansir dari ummiwita.wordpress.com, dalam artikel tahun 2009 yang ditulis Emma Young di majalah New Scientist mengenai “Sepuluh Misteri tentang diri Anda”. Dari sepuluh rahasia ilmiah yang belum terpecahkan ilmuwan, diseluruh dunia itu salah satunya adalah kebiasaan mengupil, mengorek kotoran di lubang hidung alias “nose-picking”.

Dua ilmuwan asal Institut Kesehatan Mental dan Ilmu Saraf (National Institute of Mental Health and Neurosciences), di Bangalore, India, Chittaranjan Andrade dan B.S. Srihari telah menerbitkan jurnal ilmiah hasil penelitiannya seputar kebiasaan mengupil. Kajian ilmiah yang melibatkan 200 orang remaja dari 4 sekolah di wilayah perkotaan di Bagalore ini menyimpulkan bahwa hamper keseluruhan mereka memiliki kebiasaan mengupil sebanyak rata-rata empat kali sehari. Sekitar 60 remaaj mengupil lebih dari 20 kali sehari. Namun hanya 9 orang atau 4,5 % yang mengaku mereka memakan kotoran hidungnya sendiri.

Hasil penelitian itu, yang termasuk bidang yang masih jarang digeluti ilmuwan, terbit di Journal of Clinical Psychiatry, (vol 62, p 426, Juni 2001). Tulisan ilmiah itu berkesimpulan bahwa mengupil, yang bernama ilmiah rhinotillexomania, adalah hal yang umum dilakukan remaja, dan seringkali terkait dengan kebiasaan lain. Sang ilmuwan tersebut juga menyimpulkan bahwa kebiasaan mengupil mungkin layak dikaji lebih dalam mengenai kaitannya dengan penyakit. Atas karyanya, kedua ilmuwan India tersebut dianugerahi penghargaan berupa Ig Nobel prize.

Jarangnya penelitian di bidang mengupil masih memunculkan tanda tanya besar, mengapa sebagian orang mesti memakan ingus kering hidungnya sendiri itu. Chittaranjan Andrade berpendapat bahwa tidak ada kandungan gizi yang penting di dalam ingus hidung. Namun ada kemungkinan bahwa memakan sampah lubang hidung dapat membantu reaksi kekebalan tubuh yang sehat. Sebab, para peneliti yang menekuni hipotesa ilmu kesehatan telah mendapatkan banyak sekali bukti-bukti yang menunjukkan bahwa orang yang tubuhnya jarang terkena atau kemasukan unsur-unsur atau zat-zat penyebab penyakit bakal menjadikan orang tersebut semakin rentan terkena penyakit alergi.

Belum banyak rahasia ilmiah yang dapat diungkap mengenai bidang ini karena jarangnya penelitian dan karya ilmiah terkait yang telah terbit. Pada tahun 1966 pernah pula terbit hasil penelitian ilmiah oleh Sidney Tarachow dari State University of New York yang menemukan bahwa orang yang memakan kotoran hidung mereka mendapatinya “lezat”. Di tulisan bagian pertama telah dipaparkan secara ilmiah manfaat kesehatan yang mungkin ada pada kebiasaan mengupil. Namun perilaku yang dalam bahasa Jerman disebut Nasebohren atau Nasenbohren (Nase = hidung, bohren = mengebor; Nasebohren = mengebor hidung) ini bukannya tanpa bahaya. Dalam karya ilmiahnya baru-baru ini (2010), ilmuwan India Lakshmi Purushothaman dan rekannya menuturkan bahwa mengupil merupakan penyebab nomor dua terjadinya pendarahan hidung selama kehamilan. Kebiasaan mengebor hidung berlebihan bahkan bisa berdampak kematian.

Sekitar sepertiga manusia di dunia memiliki sejenis kuman bakteri yang diberi nama Staphylococcus aureus yang menghuni lubang hidungnya. Bakteri ini dapat menyerang manusia dan menjadikan mereka sakit, bahkan meninggal dunia. Oleh karena itu, penelitian terkait dengan bakteri tersebut dengan kebiasaan mengupil sangatlah penting demi mencegah terjangkitnya penyakit akibat bakteri tersebut.

Peneliti asal Belanda, Heiman FL Wertheim dkk., melibatkan 238 pasien klinik telinga-hidung-tenggorokan (THT) dan 86 orang sehat yang bekerja di rumah sakit dalam kajiannya. Mereka diminta menjawab daftar pertanyaan seputar perilaku mereka terhadap hidung mereka, serta diteliti apakah hidung mereka mengadung bakteri S. aureus.

Hasilnya, di kalangan pasien THT, mereka yang suka mengupil cenderung memiliki bakteri S. aureus di dalam hidung mereka dibandingkan bukan pengupil. Demikian pula, di kalangan orang sehat, mereka yang mengaku lebih banyak mengupil cenderung lebih sering didapati bakteri S. aureus di dalam hidung mereka. Kesimpulannya, kebiasaan mengupil erat hubungannya dengan keberadaan bakteri S. aureus di dalam hidung si pengupil. Mengatasi kebiasaan mengupil mungkin dapat membantu menghilangkan bakteri tersebut dari lubang hidung.

ngupil berbahaya


EFEK NEGATIF MENGUPIL

Nah selanjutnya mimin akan bahas mengenai apa saja efek negatif yang ditimbulkan dari kegiatan mengupil. 

1.    Mudah Terkena Flu
Influenza atau flu merupakan jenis penyakit yang dapat menular melalui udara, kontak langsung dengan penderita, atau ditularkan dari tangan sendiri. Kebiasaan memasukkan jari ke hidung sangat rentan terkontaminasi virus flu dengan melewati selaput lendir yang masuk kehidung sehingga menyebabkan seseorang terkena penyakit flu dan terlebih disebabkan oleh diri sendiri. Tangan yang tidak higienis bisa menjadi medium infeksi pada rongga hidung. Gejala yang akan dirasakan dalam waktu kedepan bagi yang sering mengupil bisa saja mengalami flu, gatal pada tenggorokan serta bersin-bersin. 

2.    Mimisan
Kebiasaan sering mengupil apalagi jika mengupil terlalu keras dapat menyebabkan cidera pada lapisan hidung dan dapat memicu terjadinya mimisan. Hal ini akan mengganggu fungsi dari hidung yaitu sebagai perlindungan tubuh dari bakteri dan benda asing lainnya.

3.    Kerontokan bulu hidung
Jika kita sering melakukan kegiatan mengupil, maka bulu hidung dapat dengan mudah mengalami kerontokan. Padahal fungsi bulu hidung sangat penting untuk menyaring debu dan polutan di udara sehingga apabila bulu hidung mengalami kerontokan, justru akan mempermudah jalan bagi segala jenis penyakit dan infeksi masuk ke dalam tubuh.

4.    Meningitis
Hati-hati saat mengupil, karena bila terlalu dalam mengorek akan menyentuh sinus bagian dalam yang berdekatan dengan otak. Ada tulang yang disebut sebagai tulang ethmoid yang memisahkan hidung dan otak. Jika saat mengupil tidak hati-hati, maka akan menusuk tulang ini. Akibatnya cairan di otak akan bocor dan bisa menyebabkan meningitis, yaitu radang selaput pelindung sistem syaraf pusat.

5.    Kematian
Kegiatan mengupil itu sendiri sebenarnya tidaklah berbahaya. Namun memasukkan jari kedalam lubang hidung itu dapat berdampak sangat buruk jika dilakukan dengan sangat kuat (misalnya menggaruk dengan kuku jari), terlalu dalam (contohnya memasukkan jari melebihi ukuran panjang ruas pertama jari), menggunakan benda selain jari, dan menggunakan jari kotor. Kebiasaan mengupil tak terkendali mendapat perhatian khusus di kalangan ilmuwan mengingat salah satu dampak berbahayanya adalah kematian.

Ian Bothwell (63 tahun) adalah salah satu contoh korban dari tragedi hidung. Warga Inggris yang misteri kematiannya diungkap Dr. Emyr Benbow di rumah sakit Manchester Royal Infirmary, Inggris, itu awalnya diduga tewas karena jatuh dari tempat tidur. Namun ketiadaan bekas benturan pada kepala menihilkan penjelasan tersebut. Lubang hidungnya yang dipenuhi darah menjadi pertanda bahwa kematiannya adalah karena epistaxis, atau pendarahan pada lubang hidung. Akhirnya disimpulkan bahwa korban yang menderita demensia dan ketergantungan pada minuman keras itu tewas karena mengupil terlalu berlebihan yang berujung pada pendarahan hingga mati. Tapi jangan khawatir, di bawah ini ada tips agar aktifitas ngupil kamu tetap aman.

TIPS AGAR MENGUPIL TIDAK MENJADI BAHAYA

            Tidak hanya menimbulkan efek negative saja. Kegiatan mengupil ini juga memberikan manfaat ya guys. Namun agar terhindar dari efek negative kegiatan tersebut, maka perlu diperhatikan dan dilakukan beberapa langkah dibawah ini :

1.    Bersihkan tangan : Disarankan untuk membersihkan tangan dahulu ya guys agar terhindar dari infeksi bakteri yang ada di jari-jari.
2.    Memotong kuku : Sebelum melakukan kegiatan tersebut, diharuskan memotong kuku terlebih dahulu agar tidak melukai rongga hidung.
3.    Hindari Menarik Terlalu Keras : hindari menarik terlalu keras secret kering ya guys yang didapat saat mengupil. Lebih baik hidung dipencet-pencet atau digoyang-goyangkan agar secret kering terkelupas dengan sendirinya.
4.    Bersihkan Rongga Hidung : biasakan untuk mengeluarkan ingus saat pilek dengan tuntas dan tidak bersisa lagi. Dengan demikian tidak akan tersisia sekreta yang mongering. Usahakan ketika berwudhu atau mandi membersihkan rongga hidung dengan air bersih.
5.    Bersihkan Tangan Usai Mengupi :   jangan lupa bersihkan tangan setelah kegiatan mengupil yaa

SEMOGA BERMANFAAT ! 

Ditulis Oleh: Firmania
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 6:52 AM

No comments:

Post a Comment