Penyebab dan Gejala Kista Ovarium, Kista ovarium merupakan sebuah penyakit yang
berbahaya karena merupakan tumor jinak
berupa kantung adnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh
dalam indung telur. Menurut DEPKES RI Kista ovarium merupakan salah satu tumor
jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.
Menurut
Wiknjosastro: 2005, kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik
dan non neoplastik. Kista ovarium merupakan suatu tumor baik kecil maupun
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam
kehamilan tumor ovarium sering dijumpai adalah kista termoid, kista coklat atau
kista lutein. Tumor ovarium yang cukum besar dapat menyebabkan kelianan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi kepala masuk kedalam panngul.
Menurut
Smeltzer: 2002, kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian
ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi
dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh
lambat dan dimukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental
berwanra kuning yang timbul dari lapisan kulit.
Kita
ovarium adalah tomur ganas yang berada dibagian ovum, sehingga membentuk
kantung kecil berisi cairan yang berkembang di ovarium. Kista ovarium dibagi
menjadi empat yaitu kista folikuler, kista corpus luteum, kista teka lutein dan
polikistik kista.
Angka
kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang sekali
dibawah umur 20 tahun maupun diatas 60 tahun. Kista ovarium ditemukan hampir
semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post menopause. Insiden yang
sering terjadi pada usia 30-54 tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dngan
kulit putih (Wiliam,
2007).
Menurut Dr. Pribakti, Sp.OG dari RS
yang ada di Banjarmasin, kista ovarium sering dijumpai pada wanita usia
reproduksi dan 95% jinak. Sebagian dari kista itu menetap atau bahkan
menghilang tanpa pengobatan atau operasi. Lalu Dr. Hardi Susanto, spesialis
kandungan dan kebidanan dari RS di Jakarta, mengatakan 20-30% kista berpotensi
menjadi ganas.
1. Gangguan pembentukan hormon
Kista
ovarium disebabkan oleh 2 gangguan hormon yaitu pada mekanisme umpan
balik ovarium dan hipotalamus. Estrogen merupakan sekresi
yang berperan sebagai respon hiprsekresi foikel stimulasi hormon. Gangguan
keseimbangan hormon dapat berupa peningkatan hormon Luteinizing Hormon (LH)
yang menetap sehingga menyebabkan ovulasi.
2. Faktor
psikologis
Faktor psikologis misalnya stress,
depresi. Pola hormon sangat dipengaruhi oleh stress, sehingga menyebabkan
jumlah hormon tidak terkendali/terganggu. Gangguan keseimbangan hormon dapat
berupa peningkatkan hormone luteinizing
homon (LH) yang menetap sehingga dapat menyebabkan gangguan ovulasi (Liewellyn,
2001).
3. Faktor
genetik
Ada sebagian orang yang secara
genetik lebih besar kecendrungan untuk menderita kista. Oleh karena itu jika dalam
riwayat kesehatan keluarga ada beberapa orang ada yang menderita kista, maka
mungkin bisa menyebabkan penyakit kista pada keturunannya.
4. Penderita
kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen). Tamoxifen dapat
menyebabkan kista ovarium fungsional jinak biasanya menyelesaikan penghentian
pengobatan tersebut.
5. Pengobatan
infertilitas
Pasien yang dirawat karena
infertilitas dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin seperti colimphene
citrate atau letrozole dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sidrom
hiperstimulasi ovarium (Wiliam 2007).
6. Gaya
hidup yang tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat dapat
menyebabkan terjadinya kista ovarium.
Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok. Resiko dari merokok
mungkin lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun. Selain itu di karenakan
merokok, polaa makan yang tidak sehat seperti mengonsumsi lemak tinggi, rendah
serat konsumsi zat tambahan makanan, konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko
penderita kista ovarium. Pada wanita yang sudah menopause kista fungsional
tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung sel telur.
7. Pemakai
alat kontrasepsi hormonal
Wanita yang menggunakan alat
kotrasepsi hormonal juga merupakan faktor resiko kista ovarium yaitu pada
wanita yang menggunakan alat kontasepsi hormonal berupa implant. Akan tetapi
wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi hormonal pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista
ovarium.
1.
Gangguan
haid
Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih
panjang harus diwaspadai. Gangguan pada haid yang terjadi bisa berupa siklus
haid yang tidak tentu, karena selalu berubah-ubah setiap bulannya. Gangguan
haid yang lain juga bisa mengalami pendarahan pada saat di luar jadwal haid.
Pendarahan yang terjadi juga tidak hanya sekali karena akan berbeda pada setiap
wanita yang mengalaminya.
2.
Nyeri
panggul
Gejala
penyakit kista ovarium yang akan terjadi nyeri di bagian panggul. Nyeri panggul
biasanya berlangsung ketika masa haid dan juga bisa melebihi hingga masa haid
selesai. Nyeri panggul akan terasa menyakitkan hingga banya wanita yang minum
obat untuk mengatasi rasa nyeri pada saat haid.
3.
Sering
buang air kecil
Sering
buang air kecil bukan pengaruh cuaca atau pun infeksi saluran kemih bisa menjadi
suatu gejala kista ovarium. Sering buang air kecil yang terrjadi sam halnya
ketika setelah mengonsumsi minuman yang mengandung kafien.
4.
Gangguan
pencernaan
Gejal
penyakit kista ovarium juga akn dirasakan pada sistem pencernaan tubuh. Karena
posisi atau letak rahim yang tidak terlalu jauh dengan sistem pencernaan maka
akan membuat gangguan pencernaan pada gejala penyakit kista ovarium.
5.
Perut
kembung
Perut
kembung dikarenakan perut banyak gas di dalamnya, karena tidak dapat di olah
dengan pada saat adanya kista ovarium. Selain itu gejala penyakit kista ovarium
akan membuat wanita yang mengalaminya akan lebih cepat kenyang walaupun hanya
makan sedikit.
6.
Pusing
kepala
Pusing
kepala serta tubuh akan mudah lemas, akan terjadi bersamaan pada gejala
penyakit kista ovarium.
Untuk
mengatasi kista ovarium yang baik adalah pada saat kista masih dalam ukuran
kecil, sehingga akan lebih mudah dan lebih cepat untuk penyembuhannya. Cara
mengatasi kista ovarium adalah sebagai berikut:
1.
Teripang
Teripang
dapat digunakan untuk mengatasi atau mengobati kista ovarium. Teripang
merupakan hewan laut yang kaya akan gizi dan vitamin yang baik untuk
menyembuhkan penyakit kista ovarium. Teripang banyak dijual di pasar
tradisional, tetapi jika tidak dapat mengolahnya bisa dengan menggunakan
teripang yang sudah siap pakai yang telah di ekstrak.
2.
Daun
dewa
Daun
dewa selain dapat digunakan untuk penurunan kolestrol, juga dapat digunakan
untuk mengobati penyakit kista ovarium bisa dengan membuat daun dewa di rebus
yang juga di tambahkan beberapa buah dewa yang telah bersih yang berkhasiat
untuk menyembuhkan penyakit kista ovarium untuk di konsumsi setiap hari.
3.
Kulit
manggis
Kulit
manggis dan juga daun sirsak yang di jadikan minuman, dengan proses
pengolahannya di rebus. Maka akan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kista
ovarium. Kista yang masih pada tahap awal yang bagus jika di obati dengan
menggunakan air manggis dan juga daun sirsak. Karena tidak akan membutuhkan
waktu yang lama untuk menyembuhkan nya jika ddi komsumsi deengan rutin.
4.
Kunyit
putih
Kandungan
anti inflamasi yang di miliki oleh kunyit putih baik untuk menyembuhkan
penyakit kista ovarium. Karena kunyit dapat menjadi anti radang, anti kanker
serta dapat mengatasi rasa nyeri secara alami jika di gunakan. Untuk mengolah
kunyit putih sebagai obat maka bisa dengan merebus nya lalu di tambahkan
dengann sedikit madu agar mengatasi rasa mual akibat rasa yang di miliki oleh
kunyit putih.
Selain
obat alami diatas bisa juga menggnakan medis seperti:
1.
Ultrasonografi (USG)
Cara ini digunakan
untuk mendeteksi kehadiran kista ovarium dan mengetahui ukurannya. Selama
pemeriksaan, dokter akan menempatkan alat USG pada perut Anda dan isi rongga
perut atau panggul Anda bisa terlihat pada tampilan layar monitor.
2.
Tes darah
Dokter akan
menyarankan Anda untuk menjalani tes darah jika hasil USG menunjukkan bahwa
kista yang Anda miliki berbentuk padat atau berisiko tinggi terkena kanker ovarium.
Melalui tes ini, dokter akan menguji kadar protein yang sering disebut kanker
antigen 125 (CA-125) pada darah Anda. Alasannya karena kadar CA-125 bisa
meningkat pada wanita yang menderita kanker ovarium. Namun tidak semua
peningkatan CA-125 disebabkan oleh kanker ovarium. Terdapat kemungkinan
disebabkan oleh penyakit radang panggul, endometriosis,
atau fibroid rahim. Oleh karena itu, kesimpulan seseorang menderita kanker
ovarium tidak bisa berdasarkan kadar CA-125nya saja.
3. Laparoskopi
Melalui sebuah
sayatan kecil, dokter akan memasukkan alat laparoskop yaitu selang yang
ujungnya dilengkapi lampu dan kamera. Sebelum memulai metode pembedahan ini,
Anda akan menjalani proses pembiusan. Dengan laparoskopi, dokter bisa melihat
langsung rongga panggul dan organ-organ reproduksi serta keabnormalan jika ada.
Tidak semua kista
memerlukan penanganan medis. Ada jenis kista yang dikenal sebagai ‘kista
fungsional’. Kista fungsional berkaitan dengan siklus menstruasi dan umumnya
tidak berbahaya. Kista jenis ini dapat hilang dengan sendirinya dalam dua
hingga tiga siklus menstruasi. Dengan pemeriksaan yang lengkap, dokter dapat
mencari tahu jenis kista yang Anda alami dan risikonya untuk berkembang menjadi
kanker ovarium. Umumnya, kista akan
ditindaklanjuti secara medis jika ukurannya besar, menyebabkan gejala pada
penderitanya atau jika dokter merasa kista berisiko bersifat kanker.