Judul diatas kok
kayak judul lagu yaaa? Hihihihi. Mimin sengaja pilih topik ini karena lagi-lagi
seluruh media di Indonesia sedang membahas permasalahan sianida ini. Kalian
pasti udah tau kan kasus kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal akibat
keracunan Sianida, dan sampai sekarang sidangnya sudah berjalan 15 kali (kalo
gak salah). Wuihhh gak kelar-kelar ya? saking apanya mimin juga kurang paham.
Tapi yang jelas dengan segala kerumitan-kerumitan mengidentifikasi siapa
tersangka yang tega meracuni wayan mirna, mimin berharap segera terselesaikan
dengan cepat tuntas, dan jangan sampai ada sianida lagi diantara kita (huehehe).
Berbicara
tentang sianida mimin bakal beberin apa sih sianida itu? Dan kenapa kok bisa
menyebabkan kematian walaupun hanya sedikit mengonsumsinya seperti kasus mirna?
Lalu seberapa besar sebenarnya bahaya sianida itu? Baiklah mari kita bahas secara
lebih dalam (bismillah).
SEJARAH DAN PENGGUNAAN SIANIDA
Walaupun beberapa substansi yang mengandung sianida telah digunakan
sebagai racun sejak berabad-abad yang lalu, sianida yang sesungguhnya belum
dikenal sampai tahun 1782. Pada saat itu sianida berhasil diidentifikasi oleh
ahli kimia yang berasal dari Swedia, Scheele, yang kemudian meninggal akibat
keracunan sianida di dalam laboratoriumnya.
1.
Penggunaan Militer
Pada zaman kejayaan kerajaan Romawi, sianida digunakan sebagai senjata.
Sianida sebagai komponen yang sangat mematikan digunakan untuk meracuni angota
keluarga kerajaan dan orang-orang yang dianggap dapat mengganggu keamanan.
Tidak itu saja, Napoleon III mengusulkan untuk menggunakan sianida pada bayonet
pasukannya Selama perang dunia pertama, Perancis menggunakan asam hidrosianik
yang berbentuk gas. Tetapi racun sianida yang berbentuk gas ini mempunyai efek
yang kurang mematikan dibandingkan dengan bentuk cairnya. Sementara itu, pihak
Jerman sendiri pada waktu itu telah melengkapi pasukannya dengan masker yang
dapat menyaring gas tersebut. Karena kurang efektifnya penggunaan gas ini, maka
pada tahun 1916 Perancis mencoba jenis sianida gas lainnya yang mempunyai berat
molekul yang lebih berat dari udara, lebih mudah terdispersi dan mempunyai efek
kumulatif. Zat yang digunakan adalah Cyanogen chlorida, yang dibentuk dari
potassium sianida. Racun jenis ini sudah cukup efektif pada konsentrasi yang
rendah karena sudah bisa mengiritasi mata dan paru. Pada konsentrasi yang
tinggi dapat mengakibatkan paralysis hebat pada sistem pernafasan dan sistem
saraf pusat. Dilain pihak, Austria ketika itu juga mengeluarkan gas beracun
yang berasal dari potassium sianida dan bromin. Zat ini kemudian disebut
sianogen bromida yang mempunyai efek iritasi yang sangat kuat pada konjungtiva
mata dan pada mukosa saluran pernafasan. Selama perang dunia ke II, Nazi Jerman
menggunakan asam hidrosianik yang disebut mereka Zyklon B untuk menghabisi
ribuan rakyat sipil dan tentara musuh.
2.
Penggunan Non Militer
Sianida lebih banyak digunakan untuk kepentingan ekonomi daripada
kepentingan militer. Kebanyakn hampir tiap hari kontak dengan sianida. Ratusan
bahkan ribuan ton sianida dibentuk oleh dunia ini tiap harinya. Sianida banyak
digunakan untuk bidang kimia, pembuatan plastik, penyaringan emas dan perak,
metalurgi, anti jamur dan racun tikus. Sementara itu, keracunan sianida paling
banyak dilaporkan setelah memakan singkong dan kacang. Singkong pada beberapa
negara yang baru berkembang masih menjadi makanan utama dan dianggap sebagai biang
kerok tingginya tropical ataxic neuropathy di negara ini. Pada saat ini,
sianida digunakan oleh pemerintah, perusahaan maupun perorangan untuk bermacam
keperluan.
(KERACUNAN
SIANIDA, Harry wahyudhy Utama, S.Ked)
SIANIDA ITU ZAT BERBAHAYA
Mimin
kutip dari berbagai sumber, bahwa Sianida merupakan senyawa kimia yang
mengandung grup siano (C N), yang terdiri dari sebuah atom karbon yang memiliki terikat-tiga ke sebuah atom
nitrogen. Hidrogen sianida (HCN)
merupakan gas yang tidak berwarna, dengan bau samar seperti almond dan berasa pahit. Perlu diingat bahwa tidak semua orang sanggup
menghirup bau ini. Natrium sianida dan
kalium sianida keduanya merupakan material berwarna putih dengan rasa pahit dan berbau sepertti almond dalam udara lembab, disebabkan oleh
adanya hidrogen sianida
Keberadaan sianida sangat dipengaruhi oleh pH,
suhu, oksigen terlarut, salinitas dan keberadaan ion lain. Sianida dalam bentuk ion
mudah terserap oleh bahan-bahan yang tersuspensi maupun oleh sedimen dasar. Sianida
bersifat sangat reaktif. Sianida bebas
menunjukkan adanya kadar HCN dan CN- (Sihombing, 2007: 45).
Sianida merupakan
konstituen anorganik limbah B3 yang sangat utama. Diantara senyawa sianida
anorganik berbahaya (menurut Environmental Protection Agency) adalah
hidrogen sianida, asam hidrosianat, serta sianida dari barium, kalsium, nikel,
kalium, perak, natrium, dan seng. Sianida mengalami disosiasi dalam persamaan
reaksi (Sugeng Purnomo, 2011: 309) : KCN + H2O H+ + K+ HCN CN- + H+ Sianida
yang terdapat diperairan terutama yang berasal dari limbah industri sehingga
sianida dapat menghambat pertukaran oksigen pada makhluk hidup. Sianida dalam
bentuk ion mudah terserap oleh bahan-bahan yang tersuspensi maupun oleh sedimen
dasar. Sianida bersifat sangat reaktif. Sianida bebas menunjukkan adanya kadar
HCN dan CN-. Pada pH yang lebih kecil dari 8, sianida berada dalam bentuk HCN
yang dianggap lebih toksik bagi organisme akuatik daripada CN-. Sianida
berdampak negatif terhadap makhluk hidup, yakni mengganggu fungsi hati,
pernapasan dan menyebabkan kerusakan tulang (Purba, 2009: 14).
Sianida adalah
senyawa sian (CN) yang sudah lama terkenal sebagai racun. Di dalam tubuh akan
menghambat pernapasan jaringan, sehingga terjadi asfiksia, orang merasa
tercekik dan cepat diikuti kematian. Keracunan kronis menimbulkan malaise dan
iritasi. Sianida ini didapatkan secara alamiah di berbagai tumbuhan. Apabila
ada di dalam air minum, maka untuk menghilangkan diperlukan pengolahan khusus.
Selain itu, hidrocyanida juga mudah terbakar (Juli Soemirat, 2011:
136-137).
Sianida merupakan
racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau. dan tak berwarna, yaitu
hidrogen sianida (HCN) atau sianogen khlorida (CNCl) atau berbentuk kristal
seperti sodium sianida (NaCN) atau potasium sianida (KCN) (Utama, 2006).
Hidrogen sianida merupakan gas yang mudah dihasilkan dengan mencampur asam
dengan garam sianida dan sering digunakan dalam pembakaran plastik, wool, dan
produk natural dan sintetik lainnya. Keracunan hidrogen sianida dapat
menyebabkan kematian, dan pemaparan secara sengaja dari sianida (termasuk garam
sianida) dapat menjadi alat untuk melakukan pembunuhan ataupun bunuh diri
(Libertus, 2008: 24-25).
Sianida adalah zat
beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang
lalu. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam
jangka waktu beberapa menit. Bentuk - bentuk sianida bisa berupa :
Inorganic cyanide : Hidrogen Sianida (HCN)
|
Cyanide
salts (garam sianida) : Potasium Sianida (KCN), Sodium Sianida (NaCN),
Calcium Sianida (Ca(CN)2
|
Metal
cyanide (logam sianida) : Potasium Silver Cyanide (C2AgN2K), Gold(I) Cyanide
(AuCN), Mercury Cyanide (Hg(CN)2), Zinc Cyanide (Zn(CN)2, Lead Cyanide
(Pb(CN)2
|
Metal cyanide salts : Sodium Cyanourite
|
Cyanogens halides : Cyanogen Klorida (CClN), Cyanogen Bromide (CBrN)
|
Cyanogens : Cyanogen (CN)2
|
Aliphatic
nitriles : Acetonitrile (C2H3N), Acrylonitrile (C3H3N), Butyronitrile (C4H7N),
Propionitrile (C3H5N)
|
Cyanogens glycosides : Amygdalin (C20H27NO11), Linamarin (C10H17NO6).
|
(Sugeng Purnomo, 2011: 309)
Dikutip dari jurnal PENGELOLAAN
SIANIDA (Commonwealth of Australia, 2008),
Sianida merupakan bahan kimia industri yang sangat berguna dan peran kuncinya
dalam industri
pertambangan untuk mengekstraksi emas. Di seluruh dunia, pertambangan menggunakan sekitar 13
persen dari total produksi hidrogen sianida diproduksi sedangkan sisanya 87 persen digunakan
dalam berbagai proses industri lainnya, selain pertambangan (Environment Australia
2003). Di Australia industri pertambangan menggunakan sekitar 80 persen dari sianida yang
diproduksi oleh dua produsen sianida di negara tersebut. Natrium sianida dipasok dalam bentuk
briket atau cairan, sementara kalsium sianida dipasok dalam bentuk serpihan dan juga
dalam bentuk cair. Kalsium sianida, jika digunakan, dapat mengandung karbit yang
berasal dari proses pembuatannya sehingga menimbulkan risiko ledakan dari pembentukan
asetilena. Sianida
mengikat enzim penting mengandung besi yang diperlukan bagi sel untuk menggunakan oksigen dan
sebagai akibatnya jaringan sel tidak dapat mengambil oksigen dari darah (Ballantyne 1987;
Richardson 1992). Jika tidak ada pertolongan pertama, maka jumlah asupan racun sianida karena
menghirup gas, atau menelan atau penyerapan melalui kulit, dapat membunuh dalam
hitungan menit. Sianida dalam jumlah kecil yang dikonsumsi dari makanan dikeluarkan dari
tubuh oleh hati. Sianida tidak bersifat karsinogenik dan orangorang yang menderita keracunan
tidak fatal biasanya akan sembuh sepenuhnya. Namun demikian, paparan kronis
sub-letal di atas ambang beracun, atau dosis rendah berulang, dapat menyebabkan dampak
merugikan permanen yang nyata pada sistem saraf pusat dan terjadi sindrom Parkinson.
Efek yang terdeteksi pada manusia dari paparan berulang pada dosis rendah mungkin juga
berlaku untuk hewan (ATSDR 1997).
Okeyyy, dari paparan diatas tentang sianida, ternyata sianida
itu dipakai dalam dunia pertambangan untuk mengekstrasi emas, selain itu
dipakai untuk industri lainnya. Nahh kan terbukti bahwa sianida itu berbahaya
buat tubuh. Lah wong nyium gasnya saja gak boleh apalagi mengonsumsinya.
Jelaslah bahwa dengan mengonsumsi sianida bisa menyebabkan kematian. Pada kasus
Wayan Mirna, tersangka mencampur sianida dengan kopi vietnam yang otomatis
tanpa diketahui oleh Mirna, ternyata kopi tersebut mengandung racun sianida dan
ketika itu ia langsung meneguk kopi tersebut. Beberapa menit kemudian nyawanya
sudah tidak terselamatkan.
Penulis: Firmania
Dari Berbagai Sumber
No comments:
New comments are not allowed.