Friday, September 9, 2016

Jangan Ada SIANIDA di antara Kita



racun sianida
           
 Judul diatas kok kayak judul lagu yaaa? Hihihihi. Mimin sengaja pilih topik ini karena lagi-lagi seluruh media di Indonesia sedang membahas permasalahan sianida ini. Kalian pasti udah tau kan kasus kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal akibat keracunan Sianida, dan sampai sekarang sidangnya sudah berjalan 15 kali (kalo gak salah). Wuihhh gak kelar-kelar ya? saking apanya mimin juga kurang paham. Tapi yang jelas dengan segala kerumitan-kerumitan mengidentifikasi siapa tersangka yang tega meracuni wayan mirna, mimin berharap segera terselesaikan dengan cepat tuntas, dan jangan sampai ada sianida lagi diantara kita (huehehe).



Berbicara tentang sianida mimin bakal beberin apa sih sianida itu? Dan kenapa kok bisa menyebabkan kematian walaupun hanya sedikit mengonsumsinya seperti kasus mirna? Lalu seberapa besar sebenarnya bahaya sianida itu? Baiklah mari kita bahas secara lebih dalam (bismillah).

SEJARAH DAN PENGGUNAAN SIANIDA



Walaupun beberapa substansi yang mengandung sianida telah digunakan sebagai racun sejak berabad-abad yang lalu, sianida yang sesungguhnya belum dikenal sampai tahun 1782. Pada saat itu sianida berhasil diidentifikasi oleh ahli kimia yang berasal dari Swedia, Scheele, yang kemudian meninggal akibat keracunan sianida di dalam laboratoriumnya.

1.        Penggunaan Militer 

Pada zaman kejayaan kerajaan Romawi, sianida digunakan sebagai senjata. Sianida sebagai komponen yang sangat mematikan digunakan untuk meracuni angota keluarga kerajaan dan orang-orang yang dianggap dapat mengganggu keamanan. Tidak itu saja, Napoleon III mengusulkan untuk menggunakan sianida pada bayonet pasukannya Selama perang dunia pertama, Perancis menggunakan asam hidrosianik yang berbentuk gas. Tetapi racun sianida yang berbentuk gas ini mempunyai efek yang kurang mematikan dibandingkan dengan bentuk cairnya. Sementara itu, pihak Jerman sendiri pada waktu itu telah melengkapi pasukannya dengan masker yang dapat menyaring gas tersebut. Karena kurang efektifnya penggunaan gas ini, maka pada tahun 1916 Perancis mencoba jenis sianida gas lainnya yang mempunyai berat molekul yang lebih berat dari udara, lebih mudah terdispersi dan mempunyai efek kumulatif. Zat yang digunakan adalah Cyanogen chlorida, yang dibentuk dari potassium sianida. Racun jenis ini sudah cukup efektif pada konsentrasi yang rendah karena sudah bisa mengiritasi mata dan paru. Pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan paralysis hebat pada sistem pernafasan dan sistem saraf pusat. Dilain pihak, Austria ketika itu juga mengeluarkan gas beracun yang berasal dari potassium sianida dan bromin. Zat ini kemudian disebut sianogen bromida yang mempunyai efek iritasi yang sangat kuat pada konjungtiva mata dan pada mukosa saluran pernafasan. Selama perang dunia ke II, Nazi Jerman menggunakan asam hidrosianik yang disebut mereka Zyklon B untuk menghabisi ribuan rakyat sipil dan tentara musuh. 

2.        Penggunan Non Militer 

Sianida lebih banyak digunakan untuk kepentingan ekonomi daripada kepentingan militer. Kebanyakn hampir tiap hari kontak dengan sianida. Ratusan bahkan ribuan ton sianida dibentuk oleh dunia ini tiap harinya. Sianida banyak digunakan untuk bidang kimia, pembuatan plastik, penyaringan emas dan perak, metalurgi, anti jamur dan racun tikus. Sementara itu, keracunan sianida paling banyak dilaporkan setelah memakan singkong dan kacang. Singkong pada beberapa negara yang baru berkembang masih menjadi makanan utama dan dianggap sebagai biang kerok tingginya tropical ataxic neuropathy di negara ini. Pada saat ini, sianida digunakan oleh pemerintah, perusahaan maupun perorangan untuk bermacam keperluan.
(KERACUNAN SIANIDA, Harry wahyudhy Utama, S.Ked)

SIANIDA ITU ZAT BERBAHAYA

Mimin kutip dari berbagai sumber, bahwa Sianida merupakan senyawa kimia yang mengandung grup siano (C N), yang terdiri dari sebuah atom karbon yang memiliki terikat-tiga ke sebuah atom nitrogen. Hidrogen sianida (HCN) merupakan gas yang tidak berwarna, dengan bau samar seperti almond dan berasa pahit. Perlu diingat bahwa tidak semua orang sanggup menghirup bau ini. Natrium sianida dan kalium sianida keduanya merupakan material berwarna putih dengan rasa pahit dan berbau sepertti almond dalam udara lembab, disebabkan oleh adanya hidrogen sianida

Keberadaan sianida sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, oksigen terlarut, salinitas dan keberadaan ion lain. Sianida dalam bentuk ion mudah terserap oleh bahan-bahan yang tersuspensi maupun oleh sedimen dasar. Sianida bersifat sangat reaktif. Sianida bebas menunjukkan adanya kadar HCN dan CN- (Sihombing, 2007: 45).

Sianida merupakan konstituen anorganik limbah B3 yang sangat utama. Diantara senyawa sianida anorganik berbahaya (menurut Environmental Protection Agency) adalah hidrogen sianida, asam hidrosianat, serta sianida dari barium, kalsium, nikel, kalium, perak, natrium, dan seng. Sianida mengalami disosiasi dalam persamaan reaksi (Sugeng Purnomo, 2011: 309) : KCN + H2O H+ + K+ HCN CN- + H+ Sianida yang terdapat diperairan terutama yang berasal dari limbah industri sehingga sianida dapat menghambat pertukaran oksigen pada makhluk hidup. Sianida dalam bentuk ion mudah terserap oleh bahan-bahan yang tersuspensi maupun oleh sedimen dasar. Sianida bersifat sangat reaktif. Sianida bebas menunjukkan adanya kadar HCN dan CN-. Pada pH yang lebih kecil dari 8, sianida berada dalam bentuk HCN yang dianggap lebih toksik bagi organisme akuatik daripada CN-. Sianida berdampak negatif terhadap makhluk hidup, yakni mengganggu fungsi hati, pernapasan dan menyebabkan kerusakan tulang (Purba, 2009: 14).

Sianida adalah senyawa sian (CN) yang sudah lama terkenal sebagai racun. Di dalam tubuh akan menghambat pernapasan jaringan, sehingga terjadi asfiksia, orang merasa tercekik dan cepat diikuti kematian. Keracunan kronis menimbulkan malaise dan iritasi. Sianida ini didapatkan secara alamiah di berbagai tumbuhan. Apabila ada di dalam air minum, maka untuk menghilangkan diperlukan pengolahan khusus. Selain itu, hidrocyanida juga mudah terbakar (Juli Soemirat, 2011: 136-137).

Sianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau. dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen khlorida (CNCl) atau berbentuk kristal seperti sodium sianida (NaCN) atau potasium sianida (KCN) (Utama, 2006). Hidrogen sianida merupakan gas yang mudah dihasilkan dengan mencampur asam dengan garam sianida dan sering digunakan dalam pembakaran plastik, wool, dan produk natural dan sintetik lainnya. Keracunan hidrogen sianida dapat menyebabkan kematian, dan pemaparan secara sengaja dari sianida (termasuk garam sianida) dapat menjadi alat untuk melakukan pembunuhan ataupun bunuh diri (Libertus, 2008: 24-25).

Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit. Bentuk - bentuk sianida bisa berupa :

Inorganic cyanide : Hidrogen Sianida (HCN)
Cyanide salts (garam sianida) : Potasium Sianida (KCN), Sodium Sianida (NaCN), Calcium Sianida (Ca(CN)2
Metal cyanide (logam sianida) : Potasium Silver Cyanide (C2AgN2K), Gold(I) Cyanide (AuCN), Mercury Cyanide (Hg(CN)2), Zinc Cyanide (Zn(CN)2, Lead Cyanide (Pb(CN)2
Metal cyanide salts : Sodium Cyanourite
Cyanogens halides : Cyanogen Klorida (CClN), Cyanogen Bromide (CBrN)
Cyanogens : Cyanogen (CN)2
Aliphatic nitriles : Acetonitrile (C2H3N), Acrylonitrile (C3H3N), Butyronitrile (C4H7N), Propionitrile (C3H5N)
Cyanogens glycosides : Amygdalin (C20H27NO11), Linamarin (C10H17NO6).
(Sugeng Purnomo, 2011: 309)

Dikutip dari jurnal PENGELOLAAN SIANIDA (Commonwealth of Australia, 2008), Sianida merupakan bahan kimia industri yang sangat berguna dan peran kuncinya dalam industri pertambangan untuk mengekstraksi emas. Di seluruh dunia, pertambangan menggunakan sekitar 13 persen dari total produksi hidrogen sianida diproduksi sedangkan sisanya 87 persen digunakan dalam berbagai proses industri lainnya, selain pertambangan (Environment Australia 2003). Di Australia industri pertambangan menggunakan sekitar 80 persen dari sianida yang diproduksi oleh dua produsen sianida di negara tersebut. Natrium sianida dipasok dalam bentuk briket atau cairan, sementara kalsium sianida dipasok dalam bentuk serpihan dan juga dalam bentuk cair. Kalsium sianida, jika digunakan, dapat mengandung karbit yang berasal dari proses pembuatannya sehingga menimbulkan risiko ledakan dari pembentukan asetilena. Sianida mengikat enzim penting mengandung besi yang diperlukan bagi sel untuk menggunakan oksigen dan sebagai akibatnya jaringan sel tidak dapat mengambil oksigen dari darah (Ballantyne 1987; Richardson 1992). Jika tidak ada pertolongan pertama, maka jumlah asupan racun sianida karena menghirup gas, atau menelan atau penyerapan melalui kulit, dapat membunuh dalam hitungan menit. Sianida dalam jumlah kecil yang dikonsumsi dari makanan dikeluarkan dari tubuh oleh hati. Sianida tidak bersifat karsinogenik dan orangorang yang menderita keracunan tidak fatal biasanya akan sembuh sepenuhnya. Namun demikian, paparan kronis sub-letal di atas ambang beracun, atau dosis rendah berulang, dapat menyebabkan dampak merugikan permanen yang nyata pada sistem saraf pusat dan terjadi sindrom Parkinson. Efek yang terdeteksi pada manusia dari paparan berulang pada dosis rendah mungkin juga berlaku untuk hewan (ATSDR 1997).

Okeyyy, dari paparan diatas tentang sianida, ternyata sianida itu dipakai dalam dunia pertambangan untuk mengekstrasi emas, selain itu dipakai untuk industri lainnya. Nahh kan terbukti bahwa sianida itu berbahaya buat tubuh. Lah wong nyium gasnya saja gak boleh apalagi mengonsumsinya. Jelaslah bahwa dengan mengonsumsi sianida bisa menyebabkan kematian. Pada kasus Wayan Mirna, tersangka mencampur sianida dengan kopi vietnam yang otomatis tanpa diketahui oleh Mirna, ternyata kopi tersebut mengandung racun sianida dan ketika itu ia langsung meneguk kopi tersebut. Beberapa menit kemudian nyawanya sudah tidak terselamatkan.

Penulis: Firmania
Dari Berbagai Sumber
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 6:08 AM

No comments: