Masih inget dengan kejadian yang menghebohkan media? Seorang artis membuat video-video dengan isinya, luapan hati berbagai permasalahan yang terus terjadi di hidupnya? Setelah video menggegerkan itu tersebar, ia kemudian di bawa oleh keluarga kerumah sakit. Setelah diperiksa, ternyata ia mengalami sebuah gangguan jiwa Bipolar Disorder.Guys, ternyata suasana hati (mood) penderita gangguan bipolar sering berayun dari tingkat rendah, depresi kemudian berubah ke atas, menjadi mania. Ketika berada pada tingkat depresi, si penderita akan merasa sedih tak berdaya, serta merasa berputus asa. Ketika pada tingkat mania, si penderita akan terlihat riang gembira dan penuh energi.
Nah kali ini mimin bakal ngebahas tentang Bipolar Disorder yaa guys..
So, let’s check ........
Bipolar
disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan
mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania.
Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati
penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar)
yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim
(Sipayung, 2010:55).
Pada penderita gangguan jiwa bipolar, perasaan penderita sering
berayun dari tingkat rendah, yaitu depresi kemudian berubah ke atas, menjadi
mania. Ketika berada pada tingkat depresi, si penderita akan merasa sedih tak
berdaya, serta merasa berputus asa. Ketika pada tingkat mania, si penderita
akan terlihat riang gembira dan penuh energi. Perubahan perasaan tersebut bisa
terjadi beberapa kali dalam setahun, namun bisa juga terjadi beberapa kali
dalam sehari. Pada beberapa kasus, gejala mania tercampur dengan gejala depresi
yang muncul dalam waktu bersamaan.
Meskipun gangguan bipolar bisa sangat mengganggu dan berjangka lama,
namun kondisi tersebut dapat dikendalikan dan dipulihkan dengan pengobatan dan
konsultasi psikologis.
Beberapa Tipe Gangguan Jiwa Bipolar:
Gangguan
Bipolar Tipe I.
|
Gangguan perasaan
sangat mengganggu sehingga penderita kesulitan mengikuti sekolah atau
pekerjaan, dan pertemanan. Ketika dalam kondisi mania, penderita ini sering
dalam kondisi “berat” dan berbahaya.
|
Gangguan
Bipolar Tipe II
|
Pada tipe II, kondisi perasaan tidak seberat Tipe I sehingga
penderita masih bisa berfungsi melaksanakan kegiatan harian rutin. Penderita mudah
tersinggung. Ketika perasaan “naik”, penderita hanya mencapai tingkat
hipomania. Pada Tipe II, kondisi depresi biasanya berlangsung lebih lama
dibandingkan dengan kondisi hipomania-nya.
|
Gangguan
Bipolar Tipe Cyclothymic
|
. Merupakan bentuk ringan dari Gangguan
jiwa bipolar. Kondisi mania dan depresi bisa mengganggu, namun tidak seberat
pada Gangguan Bipolar I dan Tipe II
|
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita bipolar disorder memiliki mood swings yang ekstrim yaitu pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap bipolar disorder bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Namun, ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri (Cheney, 2009:12).
Pada kondisi mania, beberapa
gejala yang muncul antara lain:
• Euphoria (gembira)
• Inflated self-esteem (percaya
diri berlebihan)
• Poor judgment (kemampuan
menilai menjadi jelek)
• Bicara cepat
• Racing thoughts (pikiran
saling berkejar-kejaran)
• Aggressive behavior (perilaku
agresif)
• Agitation or irritation (agitasi
atau iritasi)
• Kegiatan fisik meningkat
• Risky behavior (perilaku yang
berbahaya)
• Spending sprees or unwise
financial choices (tidak mampu mengelola uang, mengeluarkan uang tanpa
perhitungan)
• Meningkatnya dorongan untuk
berprestasi atau mencapai tujuan
• Meningkatnya dorongan seksual
• Berkurangnya dorongan untuk tidur,
tidak merasa mengantuk.
• Gampang terganggu konsentrasi
• Berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol
atau obat-obatan
• Sering bolos sekolah atau kerja
• Mempunyai waham atau keluar dari
realitas
• Prestasi kerja atau sekolah menurun
Pada kondisi depresi, gejala yang
muncul antara lain:
• Kesedihan
• Merasa tanpa harapan
• Keinginan atau tindakan bunuh diri
• Anxiety (kecemasan)
• Perasaan bersalah
• Gangguan tidur
• Nafsu makan menurun atau bahkan naik.
• Merasa lelah berlebihan
• Hilangnya minat pada kegiatan yang
dulu dinilainya menarik/ menyenangkan
•
Sulit berkonsentrasi
•
Mudah tersinggung
• Rasa
nyeri kronis tanpa alasan yang jelas
•
Sering mangkir sekolah/kerja
•
Prestasi rendah di sekolah atau tempat kerja
Gangguan jiwa bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10 hingga 12 persen remaja di luar negeri. Di beberapa kota di Indonesia juga mulai dilaporkan penderita berusia remaja. Risiko kematian terus membayangi penderita bipolar dan itu lebih karena mereka mengambil jalan pintas. Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara (Sipayung,2010:51).
Bipolar disorder bukanlah penyakit depresi biasa. Komplikasi penyakit gangguan kesehatan mental ini cukup kompleks dan sangat menggangu keberfungsian sosial seseorang seperti, masalah kecanduan alkohol atau ketergantungan narkoba, masalah hukum, masalah keuangan, permasalahan hubungan sosial, tindakan solasi dan hidup menyendiri, kualitas inerja buruk di sekolah atau di tempat kerja, sering bolos kerja atau sekolah hingga yang paling fatal adalah tindakan bunuh diri (WHO, 2013).
Bipolar disorder mulai terlihat pada masa remaja dan terus berlangsung sepanjang hidup. Pada awalnya, penyakit ini sering tidak diakui oleh para penderitanya karena hanya dianggap sebagai depresi biasa. Oleh karena itu, diagnosis sejak dini sangatlah penting agar penyakit ini bisa ditindaklanjuti dengan tepat dan tidak membahayakan si penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Bipolar disorder dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, seperti kemampuan di berbagai bidang, gangguan besar bagi kesehatan, hubungan sosial, dan gaya hidup seseorang. Oleh sebab itu, penyakit ini memerlukan penanganan secara serius agar penderitanya dapat menjalani hidup dengan normal (Total Kesehatan Anda, 2013).
Berdasarkan Institut Nasional Kesehatan Mental Amerika
Serikat (USA Government's National Institute of Mental Health) atau NIMH, bipolar
disorder tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal saja, melainkan dari
banyak faktor yang secara bersama-sama memicu terbentuknya penyakit ini. Oleh
karena banyaknya faktor yang terlibat, bipolar disorder juga disebut
dengan penyakit multifaktor. Di antaranya adalah faktor genetik dan lingkungan.
Faktor lingkungan termasuk lingkungan sosial inilah yang juga memiliki pengaruh
cukup besar.
Salah satu bentuk penyembuhan utama pada penderita bipolar
disorder adalah dengan terapi obat-obatan atau farmakoterapi. Obat yang
digunakan adalah obat-obatan anti-depresan serta obat-obatan penstabil mood.
Namun banyak kasus yang menyatakan bahwa pengaruh obat-obatan tersebut bila
tidak dikontrol dan teratur dikonsumsi justru akan menyebabkan efek samping
seperti semakin parahnya tingkat depresi ataupun mania. Bahkan pengkonsumsian
berlebihan dapat mengakibatkan ketergantungan obat-obatan tersebut yang justru
akan menimbulkan masalah baru bagi si penderita (Mental Health WHO, 2012). Para
peneliti merasa bahwa farmakoterapi saja tidak cukup. Dibutuhkan terapi lain
yang lebih dekat dan intim dengan penderita gangguan kesehatan mental bipolar
disorder.
Terapi itu adalah terapi pendampingan psikososial. Gangguan bipolar
disorder ini sangat bermain ada alam perasaan manusia. Perasaan sangat
bahagia atau perasaan sangat bersedih. Efektifnya, alam perasaan akan lebih
mudah dimasuki dengan alam perasaan. Bantuan dengan dukungan dan perhatian dari
orang-orang sekitar korban dirasa akan lebih efektif untuk meningkatkan
keberfungsian sosial dan menurunkan risiko bagi penderita bunuh diri.
Penulis: Firmania
Dari Berbagai Sumber