Sunday, September 11, 2016

Pengeritan dan Ciri-Ciri Psikopat, Apakah Anda Termasuk?



pengertian dan ciri psikopat

Pengertian Psikopat menurut jurnal jurnal penelitian tentang KEPRIBADIAN ANTISOSIAL: FOKUS PADA WHITE-COLLAR CRIME  oleh Ivana Sajogo dan Didi Aryono Budiyono membahas tentang Kepribadian anti-sosial. Dalam jurnal tersebut disebutkan, menurut Hare (2006), gangguan kepribadian antisosial, awalnya menunjukkan kelompok perilaku kriminal yang terjadi. Psikopat ditentukan oleh karakter pribadi dan perilaku sosial yang menyimpang. Kebanyakan kriminal bukanlah psikopat, namun banyak individu yang bekerja di “bawah bayangan hukum” tetap bebas sebagai psikopat.

 
Secara harafiah psikopati berarti sakit jiwa-berasal dari kata psyche, jiwa dan pathos, penyakit. Masyarakat awam menyebutnya “gila” 

Pada tahun 1952 dalam psikiatri terjadi revisi nomenklatur kepribadian psikopatik menjadi kepribadian sosiopatik. Tahun 1968, terminologi kepribadian sosiopatik berubah menjadi bentuk gangguan kepribadian antisosial, yang dipakai sampai sekarang ini. Sosiopat hanya peduli terhadap keinginan dan kebutuhan mereka, sangat selfishness dan egosentris. Terbanyak pada pria, meningkat juga pada wanita. Mereka memiliki temperamen normal, beberapa bersikap agresif, tidak punya rasa takut, yang lain dikenal sebagai manipulator. (James, 2010).

     CIRI-CIRI

Ciri-ciri psikopat menurut Psychopathic Checklist-Revised sebagai berikut:
1)       fasih berbicara dengan daya tarik yang superfisial
2)       Merasa diri berharga
3)       Berbohong
4)       Menipu dan manipulatif
5)       Emosi dangkal atau kurangnya rasa bersalah
6)       Kurangnya empati dan sifat tidak berperasaan
7)       Gaya hidup parasit
8)       Rendahnya kontrol perilaku
9)       Perilaku seksual yang sembarangan
10)   Tidak realistik
11)   Impulsif
12)   Tidak bertanggung jawab
13)   Gagal mengerjakan tanggung jawab pribadi
14)   Relasi pernikahan yang pendek
15)   Kenakalan masa remaja, pandai dalam tindak kriminal.

Banyak pembaca terkejut mengetahui beberapa sifat terbaik mereka menunjukkan ciri-ciri kepribadian antisosial, dalam bentuk pasif, contoh Christopher Columbus. Petualangan membuat mereka dikagumi dan disebut jantan. Mereka adalah orang yang menyukai tantangan, menganggap orang-orang dapat menjaga diri mereka sendiri, persuasif secara interpersonal dan enggan untuk menetap. Di masa kanak dan remaja mereka nakal, pemberani dan kuat saat dewasa. 

Dissenting Personality (kepribadian yang kerap berselisih) mewakili varian antisosial lingkup normal, sedikit lebih patologis. Melakukan segala hal dengan cara mereka sendiri, mau menanggung konsekuensinya, kadang bermain-main dengan batas hukum untuk mengejar tujuan/keinginannya. Mereka melihat diri sendiri sebagai orang merdeka, berotonomi. Otoritas dipandang rendah. Tidak suka rutinitas sehari-hari, impulsif, tidak bertanggung jawab, dapat memotivasi diri sendiri dan sangat kaya ide/kreatif. 

Dalam jurnal tersebut juga dibahas bahwa antisosial merupakan gangguan moral brain dan yang mengalami disfungsi adalah amigdala, yaitu bagian sistem limbik yang berperan dalam emotional learning, aversive conditioning, respon terhadap rasa takut dan emosi lain. Amigdala mengolah emosi signifikan dari rangsangan eksternal, berinteraksi dengan hipokampus (tempat menyimpan memori emosi) dan berinteraksi dengan fungsi kognitif korteks orbitofrontal dalam merespon suatu rangsangan. Amigdala memungkinkan individu untuk belajar sesuatu (object) atau perilaku yang baik dan buruk, sehingga sangat berperan dalam pengambilan keputusan secara moral. Hal ini karena amigdala mempunyai hubungan timbal balik (reciprocal) dengan korteks temporal. Oleh sebab itu individu antisosial dengan gangguan pada amigdala akan sulit untuk bersosialisasi.

Nah, selain amigdala, ventromedial prefrontal cortex (vmPFC) juga berperan dalam perkembangan dan pengambilan keputusan secara moral serta mempertahankan perilaku sosial yang dapat diterima. Informasi yang dihasilkan amigdala tidak hanya dikirim ke temporal dan korteks visual namun dikirim juga ke vmPFC dan korteks orbitofrontal. Korteks orbitofrontal berperan dalam mengontrol emosi dan menilai positive/negative reinforcement. Hipoaktifitas dari amigdala dan korteks orbitofrontal, seperti juga disfungsi vmPFC menunjukkan kepribadian yang keras kepala dan tidak berperasaan (Nah loh, serem yaa guys !)

Peranan serotonin, kortisol dan testosteron dalam perilaku agresi dan antisosial telah dibuktikan. Fungsi kortisol secara fisiologis mempersiapkan individu untuk kondisi yang sulit, membuat individu sensitif terhadap rasa takut dan melakukan penarikan diri yang tepat. 

Salah satu faktor risiko terburuk bagi perilaku antisosial adalah callous-unemotional (CU) traits, digambarkan sebagai kurangnya empati, kurangnya perasaan bersalah, miskinnya ekspresi emosi, relatif stabil dalam masa kanak-kanak sampai remaja. Kepribadian ini menunjukkan sub-kelompok yang penting dari antisosial dan kenakalan remaja.

Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 6:02 AM