MualMuntah Saat Hamil, Mual dan muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Mual dan
muntah terjadi karena adanya peningkatan hormon saat kehamilan. Selama
kehamilan produksi hormon estrogen dan progesteron meningkat sehingga
mempengaruhi fungsi neuron serta fungsi alat tubuh lainnya. Menurut Dr Marjorie
Green Field menyatakan bahwa sekitar 70 persen wanita mengalami mual di awal
kehamilan dan sekitar 50 persen mengalami muntah. Meskipun dirasa sangat umum
tetapi gejala pada setiap individu sangat beragam, bahkan pada kasus tertentu
ibu hamil dapat mengalami mual sepanjang hari, di pagi hari saja atau ada pula
yang mengalami peningkatan di malam hari sehingga mempengaruhi waktu tidurnya.
Mual dan muntah yang dalam istilah medisnya disebut
emesis gravidarum merupakan sesuatu yang wajar jika dialami pada usia 8 sampai
12 mingggu. Pada keadaan normal mual dan muntah berangsu membaik saat usia
kehamilan 16 minggu. Tapi sekitar 12 persen ibu hamil masih mengalami mula
hingga 9 bulan kehamilannya. Mual dan muntah yang berlebihan sehingga tidak
ada makanan atau minuman yang masuk ke tubuh disebut hiperemesis
gravidarum. Keadaan ini di bagi 3
tingkatan. Tingkat 1 muntah terjadi terus menerus hingga ibu hamil merasa
lemas, tidak nafsu makan, berat badan menurun dan nyeri ulu hati. Tingakt 2
yaitu keadaan ibu semakin lemas, apatis, kulit keriput, mata cekung, bau aseton
pada nafas sedangkan pada tingkat 3 kesadaran ibu bisa menurun bahkan bisa
sampai koma. Peristiwa hiperemesis gravidarum ini sudah tak wajar karena bisa
membuat ibu kekurangan cairan yang juga tak menguntungkan janin. Akibat
dehidrasi, maka aliran darah ke janin pun ikut berkurang.
Pada awal kehamilan, hidup janin layaknya parasit. Ia
memperoleh asupan dari cadangan lemak di tubuh ibu. Bila cadangan makanan
tersebut berkurang akibat mual dan muntah yang berlebih maka asupan bagi janin
pun akan berkurang bisa terjadi pertumbuhan. Banyak hal yang menyebabkan ibu
hamil muda mengalami muntah dan mual diantaranya:
1. Meningkatnya hormon estrogen
Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama
kehamilan disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan
keasaman lambung. Jika frekuensi mual dan muntah lebih sering di pagi hari, itu
karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya,
perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih mual.
Meningkatnya hormon estrogen membuat kadar asam lambung meningkat, sehingga
muncul rasa mual. Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat keadaan perut
kosong dan terjadi penigkatan asam lambung.
2. Faktor HCG
Ada teori yang mengatakan faktor penyebab mual
dan muntah adalah faktor HCG (Human Chorionic Gonodotropin). Hormon ini
dihasilkan plasenta selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu dipicu
hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi
dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan mengnjak
usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual dan muntah akan berhenti.
3. Sel plasenta menempel di dinding rahim
Sel plasenta (villi korialis) yang menempel
pada dinding rahim awalnya di tolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda
asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.
4. Berubahnya metabolisme glikogen hati
Perubahan metabolisme glikogen hati akibat
kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah. Namun, setelah terjadi
penyesuaian terhadap sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme
glikogen di dalam tubuh maka rasa mual itu akan lenyap. Inilah yang diduga
dapat memicu munculnya mual dan muntah. Namun keluhan ini akan lenyap saat
terjadi kompensasi metabolisme glikogen dalam tubuh.
5. Faktor psikologis
Faktor terakhir yang juga kerap menentukan
adalah faktor psikologis ibu hamil. Contoh ibu hamil yang mengalami stres akibat kehamilan tak
di inginkan bisa mengalami mual dan muntah, daam tubuhnya terjadi penolakan.
Jika seorang ibu yang tengah hamil muda belum siap hamil atau malah tidak
menginginkan kehamilan lazimnya akan terasa sedemikian tertekan. Perasaan
tetekan inilah yang semakin memicu mual dan muntah.
Mual pada ibu hamil sebenarnya tidak membahayakan janin
di dalam kandungan. Kondisi ini justru menguntungkan karena akan mendorong sang
ibu mengonsumsi makanan yang mengadung nutrisi tertentu, seperti karbohidrat
yang kurang memicu mual. Selain itu mual juga akan mengurangi risiko janin
terpapar zat yang berbahaya dari aneka makanan yang di konsumsi sang ibu. Tak
kalah penting kondisi mual juga akan mendorong ibu hamil menyesuaikan
aktivitasnya dengan perkembangan si janin. Namun apabila frekuensi mual dan muntah
berlebihan harus diwaspadai. Mual yang diikuti muntah-muntah parah dapat
menjadi pertanda adanya gangguan dalam kehamilan. Berikut
beberapa tips untuk mengatasi mual dan muntah saat hamil:
1. Makan dengan porsi sedikit tapi sering
Karena kinerja usus tidak optimal akibatnya terganggu
oleh peningkatan hormon kehamilan, maka satu cara mengatasi mual pada ibu hamil
yang bisa dilakukan adalah makan dengan porsi sedikit namun lebih sering. Pola
makan ini sering dipilih oleh pelaku diet. Dalam sehari anda dapat membagi-bagi
waktu makan siang dari sebelumnya 3 kali sehari menjadi 5-6 kali sehari dengan
memperbanyak konsumsi cemilan sehat. Makanan tinggi karbohidrat mungkin
membantu mencegah mual, tetapi studi kecil melaporkan bahwa protein menjadi
nutrisi tepat yang bisa meringankan gejalanya.
2. Bangun pagi dengan jeda istirahat terbih
dahulu
Ketika anda bangun pagi jangan langsung
berabjak dari tempat tidur ada baiknya anda melakukan beberpa menit untuk duduk
secara perlahan. Beberapa wanita yang sedang hamil melakuakan cara ini untuk
mengatasi mual dengan menyediakan beberapa biskuit sebelum beranjak di tempat
tidurnya untuk mengurangi mual yang berlebih di pagi hari. Sehingga hal yang
terbaik untuk anda yang tidak terbiasa dengan makanan langsung setelah bagun
pagi adalah memberi jeda istirahat terlebih dahulu.
3. Hindari makan pedas dan berlemak
Meskipun dirasa sudah membaik ketika siang
hari bukan berarti anda dapat memebrikan asupan makanan tanpa kontrol di siang
hari, mengingat selama masa kehamilan sangat diperlukan pemilihan makanan yang
justru akan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan. Makanan pedas dan berlemak
selain mengganggu pencernaan juaka akan menganggu anda karena memicu mual dan
muntah. Perbanyak minum air putih sehingga anda terhindar dari dehidrasi pada
saat kehamilan.
4. Hindari makanan dan bau yang menjadi pemicu
Hidung akan lebih sensitif terhadap aroma
makanan, benda atau zat yang di semprot seperti parfum. Anda tidak mungkin
mampu bertahan di tengah bau semacam saat hamil. Oleh karena itu jauhi makanan
yang beraroma menyengat atau berbau yang membuat anda pusing dan mual. Pilihlah
makanan ringan kanya nutrisi atau makanan yang tidak di bumbui rempah berbau.
5. Coba lakukan aku puntur
Kehamilan adalah salah satu momen bahagia
untuk keluarga anda. Jadi jangan biarkan terlewat dengan kesedihan hanya karena
tidak mampu berkorban melawan rasa mual. Anda bisa menemukan serangkaian cara
mengatasi rasa mual dengan akupuntur. Akupuntur menjadi metode yang bisa di
pertimbangkan untuk membuat kehamilan anda tetap sehat dan terjaga. Akupuntur
tidak memerlukan obat, jadi sangat aman. Justru anda bisa memperoleh banyak
manfaat setelah melakukannya. Menurut peneliatian mendapati akupuntur seminggu
sekali pada bulan terkahir masa kahamilan dapat meringankan rasa sakit selama
proses kehamilan. Untuk berbagai metode kehamilan akupuntur tetap saja aman.
Tapi sekarang anda fokus untuk mengurangi munculnya masalah mual tersebut.
Akupuntur pada tahap kehamilan bisa meringankan berbagai keluhan seperti mual,
muntal dan migran. Selain itu akupuntur juga membantu detoksifikasi, menambah
jumlah darah dan membuat ibu hamil lebih rileks.
6. Konsumsi vitamin secukupnya, Para dokter bisa
merekomendasikan wanita hamil uuntuk mengasup vitamin kehamilan tiap harinya,
agar nutrisi yang dibutuhkan ibu serta janin tetap terjaga.
7. Hindari makan makanan yang memicu produksi gas
berlebih di lambung seperti nangka, kol dan durian.
8. Istirahat dan rilek akan sangat membantu anda
mengatasi rasa mual dan muntah. Karena bila stress hanya akan memperburuh rasa
mual anda. Ambilah waktu yang cukup untuk anda cobalah beristirahat yang cukup
dan santai, dengarkan musik, membaca buku atau majalah kesayangan anda dan lain
sebagainya.
9. Pengobatan tradisional, biasanya orang
menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan
tradisional. Peneliatan di australia menyatakan bahwa jahe dapat dingunakan
sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi.
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengonsumsi jahe segar atau permen jahe
untuk membantu mengatasi rasa mual.