Kesehatan reproduksi wanita merupakan sesuatu yang
sangat perlu dipelajari dan diketahui oleh para wanita. Kesehatan reproduksi
adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak
adanya penyakit atau kelemahan, dalam hal yang berhubungan dengan sistim
reproduksi dan fungsi-fungsinya serta prosesnya. Kesehatan reproduksi wanita
berarti seorang wanita yang bisa mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan
aman, memiliki kemampuan untuk berproduksi dan kebebasan untuk menentukan
apakah mereka ingin melakukannya, kapan dan berapa kuantitasnya. Di bawah ini
penjelasan berbagai macam hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
wanita.
Organ Reproduksi Wanita
Anatomi organ
reproduksi wanita terdiri atas struktur dinding abdomen, organ bagian dalam, struktur
dinding pelvis dan organ bagian luar.
A.
Struktur
Dinding Pelvis
Struktur dinding pelvis terdiri
dari struktur tulang yang meliputi os sakrum, os.koksae, os.pubis, os.ischium,
os.illium dan struktur otot yang terdiri dari m.levatorani, m.coccygeus,
m.obturator internus dan m.piriformis
B.
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi bagian luar terdiri atas lima
bagian, yaitu :
1.
Vulva
Vulva merupakan suatu celah paling luar dari alat
kelamin wanita yang dibatasi oleh labia.
2.
Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang
sedikit menonjol dan bagian yang menutupi tulang kemaluan (simfisis pubis).
Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan ikat. Mons
Veneris juga sering dikenal dengan nama gunung venus, ketika dewasa bagian mons
veneris akan ditutupi oleh rambut – rambut kemaluan dan membentuk pola seperti
segitiga terbalik
3.
Labia
Labia adalah bibir kemaluan yang membatasi vulva.
Labia terdiri atas labia mayora dan labia minora. Labia mayora adalah bibir
luar vagina yang tampak tebal berlapiskan lemak. Labia mayora membentuk tepi
lateral dari vulva dan berukuran panjang ± 7-9 cm dan lebar ± 2-4 cm. Permukaan
superfisial dari labia mayora juga dipenuhi oleh rambut. Labia minora (bibir kecil) adalah sepasang lipatan
kulit yang halus dan tipis, serta tidak dilapisi lemak dan berukuran
panjang ± 5 cm dengan ketebalan 0,5 – 1 cm. Struktur kutaneus dari labia minora
tidak terdiri dari jaringan lemak namun terdiri dari jaringan penyambung yang
memungkinkan mobilisasi dari kulit selama proses sanggama. Labia minora akan
bersatu pada bagian anterior menajadi
klitoris, sedangkan pada bagian posterior bersatu pada sisi bawah dari
glandula vestibularis menjadi frenulum.
4.
Klitoris
Tonjolan kecil yang disbut juga klentit
5.
Vestibulum
Adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia
minora pada sisi kiri dan kanan, dibatasi oleh klitoris pada bagian atas, dan
dibatasi oleh pertemuan dua labia minora pada bagian belakang (bawah) nya.
6. Himen (Selaput Dara)
Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi
lubang vagina. Himen ini mudah robek sehingga dapat dijadikan salah satu aspek
untuk menilai keperawanan. Normalnya Himen memiliki satu lubang agak besar yang
berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan tempat keluarnya cairan atau darah
saat menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya himen
biasanya akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hanya akan
tertinggal sisa – sisa himen yang disebut caruncula Hymenalis (caruncula
mirtiformis)
C.
Organ Reproduksi Dalam
1.
Ovarium (indung telur)
Ovarium terletak di rongga perut yaitu didaerah
dekat pinggang kiri dan kanan. Jumlahnya sepasang, berukuran panjang 2,5 – 5 cm,
lebar 0,7–1,5 cm dengan berat 4–8 g. Ovarium
diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung folikel-folikel. Bentuk folikel bisa dilihat pada gambar dibawah
ini.
Tiap folikel mengandung satu sel telur yang
diselubungi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel adalah
struktur seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi
menyediakan makanan dan melindungi pekembangan sel telur. Selain itu ovairum dapat menghasilkan 2 jenis hormon
yaitu hormon estrogen dan hormon progesterone.
2.
Tuba Falopii
Tuba falopii adalah saluran telur yang jumlahnya
sepasang. Fertilisasi
terjadi pada tuba uterina. tuba berukuran 7 –
14 cm panjang dan dapat dibagi menjadi isthmus, ampula dan infundibulum. Saluran tuba tersebut menghubungkan ovarium dengan
uterus. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae) fimbrae berfungsi untuk menangkap ovum.
Setelah ovum ditangkap pleh fimbrae dan melalui tuba falopii, ovum kemudian
akan bergerak menuju Rahim akibat dorongan dinding tuba falopii yang bersilia.
3.
Uterus (Rahim)
Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Uterus adalah sebuah organ muskuler dengan bentuk, berat, dan dimensi yang
sangat bervariasi, tergantung pada stimulasi estrogen dan riwayat persalinan. Pada
manusia, Rahim hanya terdiri atas satu ruang (simplek), berotot, dan berdinding
tebal. Pada wanita yang belum pernah melahirkan, Rahim umumnya berukuran
panjang 7 cm, dan lebar 4-5 cm. Rahim bawah mngalami penyempitan sehingga
disebut leher Rahim (serviks uteri), sedangkan bagian yang besar (Rahim atas)
disebut badan Rahim (corpus uteri). Servik uteri berhubungan dengan saluran
peranakan (vagina). Dinding Rahim tersusun atas tiga lapisan, yaitu
perimetrium, myometrium, dan endometrium.
Endometrium menghasilkan banyak lendir dan
mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan tersebut akan mengalami penebalan dan
akan meluruh setiap bulannya bila tidak ada zigot (sel telur yang dibuahi) yang
ditanamkan (implantasi) di dindingnya.
4.
Vagina
Ialah sebuah tabung berlapis otot yang membujur kearah
belakang dan atas. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan menghubungkan vulva dan uterus. Dinding
vagina lebih tipis dari Rahim, serta memiliki banyak lipatan dan selaput
lender. Hal tersebut untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Pada selaput
lender tedapat banyak kelenjar diantaranya adalah kelenjar Bartholini.
Cara Menjaga Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita sangatlah perlu dijaga.
Berikut ini beberapa cara untuk menjaga kesehatan organ reproduksi wanita:
1. Jagalah kebersihan organ reproduksi anda.
Misalkan dengan selalu membersihkan vagina anda setelah buang air kecil maupun
buang air besar. Gunakan air yang bersih atau tissue yang bersih dan stril.
Apabila masa menstruasi tiba, maka disarankan untuk sering mengganti pembalut.
Apalagii pada saat volume darah sedang banyak-banyaknya.
2. Hindari penggunaan sabun atau gel pembesih vagina
yang dapat menimpulkan kekeringan hingga iritasi dan alergi. Hindari produk
yang menimbulkan gatal, pedih atau merah-merah setelah anda memakainya.
3. Biasakan membersihkan alat kelamin bagi suami dan
istri sebelum dan setelah berhubungan intim.
4. Ganti celana dalam paling sedikit 2 kali dalam
sehari. Jika anda mengalami keputihan maka gunakan panty liner. Saat tidur
malam hari lebih baik tidak menggunakan celana dalam agar sirkulasi udara
normal.