Gejala
dan Pencegahan Virus Zika, Mengapa harus nambah satu lagi sih virus di dunia ini.
Kenapa gak virus cinta aja ya biar bisa mimin tebarkan kepada sesama manusia?
(hehehehe). Padahal udah cukup banget kita hidup dengan Cikunguya atau DBD.
Hiks, mau gak mau yaa, beberapa saat terakhir dunia kesehatan lagi heboh dan
mewabah yang namanya virus zika guys.
Mimin sadur dari sebuah jurnal internasional bahwa Zika pernah menjadi epidemi di Afrika, Asia Tenggara, dan Kepulauan Pasifik, sebelum akhirnya merebak di Brazil dan Kolumbia pada tahun 2015 hingga kini. Nah pada bulan Mei 2015 Pan American Health Organization (PAHO) mengeluarkan peringatan tentang infeksi virus Zika yang merebak di Brazil. Negara Brazil sendiri telah menetapkan infeksi virus zika sebagai darurat nasional bidang kesehatan dan dikhawatirkan penyebaran Zika akan terjadi secara cepat di beberapa negara terutama dikawasan Asia, termasuk Indonesia dikarenakan vektor pembawa Zika yang memang berhabitat di daerah tropis.
Nyamuk yang
menjadi vektor penyakit Zika adalah nyamuk Aedes, dapat dalam jenis Aedes
aegypti untuk daerah tropis, Aedes africanus di Afrika, dan juga Aedes
albopictus pada beberapa daerah lain. Nyamuk Aedes adalah jenis nyamuk yang
aktif di siang hari, dan bisa hidup di dalam maupun luar ruangan.
WARNING VIRUS ZIKA
DI INDONESIA !
Kalo di Indonesia, pernah ada sebuah lembaga
yang melaporkan tentang adanya virus zika yang terdapat di daerah Jambi.
Lembaga tersebut bernama Lembaga Eikjman (Lembaga Biologi Molekular). Lembaga
ini telah melaporkan adanya virus zika kepada Kementerian Kesehatan. Peneliti Eikjman Institue memeriksa 261 sampel
darah pasien demam di kota Jambi pada periode Desember 2014 hingga April 2015
dan menemukan virus tersebut menjangkiti satu pasien. Satu pasien tersebut
adalah anggota Suku Anak Dalam yang divonis positif terinfeksi virus zika di
Indonesia.
Kabar terbaru bahwa ada sekitar 41 orang yang
positif terjangkit virus Zika di Singapura. Oleh karena itu sampai saat ini beberapa
pelabuhan laut dan udara di Indonesia mulai mengaktifkan pemindai suhu tubuh
(thermoscanner) untuk mengantisipasi penyebaran virus Zika. Peralatan pemindai
suhu tubuh sudah dipasang di delapan pelabuhan Indonesia dengan rute ke
Singapura, termasuk di bandara Jakarta.
Setelah Taiwan, Korea Selatan, dan Australia,
kini Amerika serikat mengeluarkan peringatan perjalanan ke Singapura bagi
perempuan hamil. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Centers For Disease
Control and Prevention (CDC) menyarankan bagi warga AS yang sedang melakukan
perjalanan atau yang sudah berada di Singapura untuk mengambil tindakan pencegahan
dengan melindungi diri dari gigitan nyamuk.
Nah guys, berhubung virus ini lagi
gencar-gencarnya ngincer tubuh kita, makanya gak salah kalo kalian kudu tahu
sedikit mengenai virus zika ini, apa dampak yang ditimbulkannya dan bagaimana
cara penanggulangan apabila kita terkena virus tersebut (aduuhhh jangan sampe
deh yaa !)
Apa itu Virus Zika?
Dikutip dari kompas.com bahwa virus zika
pertama kali ditemukan pada darah seekor monyet di Uganda tahun 1947. Nama Zika
sendiri diambil dari nama sebuah hutan, yaitu hutan Zika tempat virus itu
pertama kali ditemukan guys. Virus ini pertama kali menginfeksi manusia pada
tahun 1968 di Nigeria.
Menurut artikel Integra Newsletter, virus zika yang menyebar di Brazil merupakan virus zika tipe Asia yang diduga bermutasi menjadi ganas sehingga infeksi zika pada ibu hamil bisa menyebabkan anak dilahirkan mikrosefalus atau ukuran kepala bayi kecil. Virus Zika adalah anggota dari keluarga Flaviviridae dan ditularkan ke manusia oleh nyamuk. Virus yang memiliki selubung, bentuk kosahedral, tidak bersegmen, dengan rantai tunggal (RNA). Virus ini memiliki kesamaan dengan virus dengue, berasal dari kelompok arbovirus.
Apa
gejala utama jika terkena infeksi virus zika?
Gejala
utamanya adalah demam mendadak dengan suhu tinggi sebagaimana tipikal demam
akibat infeksi virus lainnya. Dibandingkan dengan demam Dengue, gejala klinis
yang ditimbulkan relatif lebih ringan. Gejalanya antara lain :
-
Demam
-
Ruam kemerahan pada kulit
-
Nyeri sendi
-
Konjutngtivitis
-
Nyeri otot
-
Nyeri kepala
-
Gangguan saraf dan komplikasi autoimun.
Gejala-gejala ini
menyebabkan kesakitan tingkat sedang dan berlangsung selama 2-7 hari, kalo
badan kita dalam kondisi yang baik penyakit ini dapat pulih dalam tempo 7-12
hari.. Namun terkadang
penyakit ini kerap kali sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan
medis, dan gejala ini terjadi hanya beberapa hari
bahkan jarang lewat dari satu minggu. Oleh karena itu banyak penderita yang
tidak menyadari bahwa ia terkena infeksi virus zika, karena yang terasa hanya
sakit ringan biasa.
Oya
guys, virus zika emang gak menyebabkan kelainan yang berat seperti demam
berdarah, meski Zika merupakan flavivirus yang berhubungan dengan demam kuning,
demam berdarah, West Nile dan virus ensefalitis Jepang. Akan tetapi, yang
penting banget untuk kita ketahui adalah bahwa virus ini dapat menimbulkan
risiko terhadap janin pada wanita hamil guys. Meski dampaknya ringan bagi sang
ibu, namun dampak bagi janin sangat fatal banget. Virus ini menyebabkan
mikrosefalus, yaitu sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan
perkembangan otak yang gak lengkap akibat kerusakan parenkim otak serta
kelainan struktur tulang kepala dan berdampak seumur hidup terhadap janin
terinfeksi.
Menurut sumber dari salah satu harian Australia, sampai saat ini sudah ada sebanyak 4000 bayi yang dilahirkan mengalami mikrosefali/microcephaly (pengecilan tengkorak kepala dan juga penciutan otak) akibat serangan virus Zika di Brazil. Kelahiran bayi dengan mikrosefali di Brazil mengalami lonjakan tajam pada tahun 2015. Namun, menurut Centers for Disease Control and Pervention (CDC), butuh lebih banyak informasi untuk menyimpulkan keterkaitan antara virus zika dengan dampak mikrosefalus.
Pemeriksaan
dan Pencegahan
Pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya
hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih seperti umumnya infeksi virus
lainnya. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak
menyebabkan penurunan kadar trombosit. Masa inkubasi hampir mirip dengan
infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. waktu untuk mendeteksi virus zika pada wanita hamil adalah pada minggu pertama terjadi
demam, virus tersebut dapat dideteksi dari serum dengan pemeriksaan RT-PCR.
Saat ini vaksin untuk menyembuhkan virus ini
belum ditemukan ya guys, sehingga pengobatan didasarkan pada gejala yang
terjadi. Pengobatan yang diberikan lebih bersifat suportif seperti :
Menjaga kesehatan makanan.
|
Istirahat yang cukup
|
Banyak minum air putih
|
Minum obat penurun panas
|
Jangan
mengkonsumsi aspirin atau obat-obatan NSAID (non stereoid anti inflmation)
|
Pencegahan yang dianjurkan pun sama seperti
pencegahan infeksi demam berdarah, yaitu :
Pemberantasan sarang nyamuk dengan kembali menggalakan
3 M (Mengubur, Menguras dan Menutup) guna menghilangkan sumber penyebar
virus, yaitu nyamuk Aedes Aegypty.
|
Memanfaatkan atau melakukan daur ulang
barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti
menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat
nyamuk atau anti nyamuk, dll)
|
Melakukan pengawasan jentik dengan
melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau
Jentik (Jumantik)
|
Meningkatkan daya tahan tubuh melalui
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti diet seimbang, melakukan
aktifitas fisik secara rutin, dll.
|
Pada wanita hamil atau berencana hamil
harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah
infeksi virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan memakai baju yang
menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah, menghindari pemakaian
wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran
|
Penyebaran
Virus Zika
Guys, Virus Zika ini dianggap sebagai
penyakit menular yang muncul dengan potensi untuk menyebar ke daerah-daerah
baru di mana ada nyamuk Aedes. Beberapa negara yang pernah melaporkan
keberadaan kasus penyait virus Zika adalah Barbados, Bolivia, Brasil, Cap
Verde, Colombia, Dominican Republic, Ecuador, El Salvador, French Guiana,
Guadeloupe, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Mexico, Panama,
Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, Venezuela, dan Yap