Sunday, August 28, 2016

Ingin Selalu Jantan? Lakukan 11 Tips Ini



tips agar selalu jantan

Tips agar selalu jantan, Penyakit yang paling ditakuti oleh kaum pria yaitu disfungsi ereksi atau dengan kata lain impotensi hal ini dikarenakan dapat menghilangkan rasa percaya diri dan  bisa disebut juga tidak jantan. Tentunya pria tersebut tidak bisa memuaskan pasangannya.

Rasa malu dan minder bahkan rumah tangga terancam hancur bisa saja efek yang akan didapat oleh pria yang tidak jantan atau mengalami impotensi. Berikut ini ada beberapa tips yang tentunya merupan rekomendasi para ahli untuk anda yang memiliki masalah disfungsi ereksi yang tentunya kejantanan anda dipertanyakan, seperti dikutip dari WebMD, yaitu:
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 6:20 AM

Pernikahan Dini? Penuhi Dulu Syarat-Syarat Ini!



pernikahan dini

Di ruang tipi, saat Abang Mamet ngomongin pernikahan dini didepan adek-adeknya yang masih SMP-SMA gara-gara ngeliat berita di tipi anak ustad kondang nikah dini. Si Kiki adek bungsunya yang kelas 3 SMP bingung. Baru awal Abang Mamet nyeramahin, eh dia malah nanya “Pernikahan dini? Siapa tuh? Maksudnya pernikahan si dini anaknya Engkong Amir gang depan rumah ya?”. Semua orang rumah tepok jidat sekaligus tertawa termasuk Emak yang lagi masak sayur Lodeh di dapur. Ada-ada aja.

Hihi, itu sepengggal cerita tentang keluarga Abah yang lagi ngomongin tentang pernikahan dini guys. Banyak yang belum tahu nih termasuk si Kiki, apa sih pernikahan dini itu?, apa sih dampaknya dari pernikahan dini bagi perkembangan psikologi remaja?, dll. Semua itu akan mimin kupas tuntas di artikel kali ini. Mimin jabarkan sesuai dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan ya, jadi mimin ngga asal sadur sumber dan gak asal tulis aja.
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 5:47 AM

Monday, August 15, 2016

Pencegahan Obesitas Pada Anak



pencegahan obesitas pada anak anak

Pencegahan Obesitas Pada Anak, Mendeteksi gizi lebih dan obesitas pada anak dan remaja bisa dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan antropometris, dan deteksi dini komorbiditas yang dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang terkait (nah lo bahasanya ilmiah banget yak!). Anamnesis adalah pemeriksaan terkait obesitas untuk mencari tanda atau gejala yang dapat membantu menentukan apakah seorang anak mengalami atau berisiko obesitas. Kedua, bisa melakukan pemeriksaan fisis dan evaluasi antropometris. Ketiga melakukan, pemeriksaan penunjang yang meliputi analisis diit, pemeriksaan laboratorium, pencitraan, ekokardiografi, dan respirometri atas indikasi, dan terakhir adalah penilaian komorbiditas.


Sebenernya, kalo ngomongin tentang pencegahan dan penanggulangan obesitas pada anak itu gak bisa gak, kudu melibatkan masyarakat luas atau istilahnya melibatkan stakeholder yang ada di wilayah. Stakeholders mempunyai peran sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan, melalui koordinasi dengan kepala Puskesmas. Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan kegemukan dan obesitas pada anak terutama anak sekolah meliputi promosi, penemuan dan tatalaksana kasus yang dalam pelaksanaannya melibatkan anak, orangtua, guru, komite sekolah dan stakeholder.

Dalam pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu :

1.       PERSIAPAN
a.   Pertemuan Koordinasi lintas sektor terkait
b.  Penyiapan tim tenaga pelaksana
c.   Pertemuan pembahasan perencanaan kegiatan
·     Penentuan jumlah sasaran
·     Perhitungan kebutuhan logistik : Timbangan, Microtoise, Formulir, Tabel IMT, food model, materi KIE, pencatatan dan pelaporan,dll
·     Penyusunan jadwal kegiatan
·     Penyusunan Mekanisme kerja dan pembagian tugas serta tanggungjawab masing-masing sektor terkait

2.       PELAKSANAAN

a.  Pencegahan


Pencegahan dilakukan melalui pendekatan kepada anak sekolah beserta orang-orang terdekatnya (orang tua, guru, teman, dll) untuk mempromosikan gaya hidup sehat meliputi pola dan perilaku makan serta aktivitas fisik. Strategi pendekatan dilakukan pada semua anak sekolah baik yang berisiko menjadi kegemukan dan obesitas maupun tidak. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Lingkungan sekolah merupakan tempat yang baik untuk pendidikan kesehatan yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial dari warga sekolah. Pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial ini memberikan perubahan perilaku makan sehat yang dapat diterapkan dalam jangka waktu lama. Tujuan pencegahan ini adalah terjadinya perubahan pola dan perilaku makan meliputi meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur, mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan lemak, mengurangi konsumsi junk food, serta peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi sedentary life style.
 
POLA HIDUP SEHAT CEGAH KEGEMUKAN

Ø Konsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi per hari
Ø Membatasi menonton TV, bermain komputer, game/playstation < 2 jam/hari
Ø Tidak menyediakan TV di kamar anak
Ø Mengurangi makanan dan minuman manis
Ø Mengurangi makanan berlemak dan gorengan
Ø Kurangi makan diluar
Ø Biasakan makan pagi dan membawa makanan bekal ke sekolah
Ø Biasakan makan bersama keluarga minimal 1 x sehari
Ø Makanlah makanan sesuai dengan waktunya
Ø Tingkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari
Ø Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup untuk pencegahan gizi lebih


b.  Penemuan dan Tata Laksana Kasus
Disamping kegiatan promosi peningkatan kesadaran gizi dan pencegahan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah, juga dapat dilakukan kegiatan penemuan kasus kegemukan dan obesitas. Namun untuk menghindari stigmatisasi anak di sekolah, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan selanjutnya dilaksanakan di Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. 

1)      Penemuan Kasus : dilaksanakan setiap tahun melalui kegiatan penjaringan kesehatan di sekolah. Langkah-langkah kegiatan :
a)       Pengukuran Antropometri
·     Penimbangan Berat Badan
·     Pengukuran Tinggi Badan
Setelah dilakukan pengukuran antropometri oleh petugas gizi atau tenaga kesehatan lainnya bersama guru UKS. Selanjutnya data yang diperoleh dilaporkan ke Puskesmas, untuk ditentukan status gizinya dan tindak lanjut.
b)      Penentuan Status Gizi (di Puskesmas)
·     Menghitung nilai IMT
·     Membandingkan nilai IMT dengan Grafik IMT/U berdasarkan Standar WHO 2005
·     Menentukan status gizi anak :
Kurus : < - 2 SD
Normal : - 2 SD s/d 1 SD
Gemuk : >1 s/d 2 SD
Obesitas : > 2 SD
c)       Tindak lanjut :
Kesimpulan hasil penjaringan kesehatan di sekolah termasuk hasil pemeriksaan status gizi disampaikan kepada orang tua dalam amplop tertutup melalui sekolah dengan ketentuan sebagai berikut :
·     Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi kurus, maka anak dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
·     Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi normal, maka dianjurkan untuk melanjutkan pola hidup sehat
·     Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi gemuk atau obesitas, maka anak dirujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut
Pihak sekolah/UKS bertugas memberikan dukungan dan motivasi agar anak melaksanakan pola hidup sehat sesuai anjuran dari puskesmas, serta berusaha menyediakan lingkungan yang kondusif untuk anak.

2)      Tata Laksana Kasus Kegemukan dan obesitas di Puskesmas

Tatalaksana kasus kegemukan dan obesitas ditujukan bagi anak sekolah yang tergolong gemuk atau obesitas. Langkah-langkah kegiatan tata laksana :

a)       Melakukan assesment (anamnesa riwayat penyakit dan penyakit keluarga, pengukuran antropomentri dan status gizi, pemeriksaan fisik, laboratorium sederhana, anamnesa riwayat diet). Bila hasil assesment menunjukkan anak mengalami kegemukan dan obesitas dengan komorbiditas (hipertensi, diabetes melitus, sleep apnea, Blount disease dan lain-lain), maka dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.Bila hasil assesment menunjukkan anak mengalami kegemukan dan obesitas tanpa komorbiditas maka dapat dilakukan tatalaksana kegemukan dan obesitas di Puskesmas.
b)      Melakukan konseling gizi kepada anak dan keluarga agar melaksanakan pola hidup sehat selama 3 bulan.
c)       Lakukan evaluasi pada 3 bulan pertama. Bila berat badan anak turun atau tetap maka dianjurkan untuk meneruskan pola hidup sehat dan dilakukan evaluasi kembali setiap 3 bulan. Bila berat badan anak naik, maka dilakukan kegiatan pengaturan berat badan yang terstruktur di puskesmas berupa Menyusun menu diet khusus bersama- sama keluarga dibawah bimbingan ahli gizi disesuaikan dengan tingkatan obesitasanak. Prinsip diet adalah rendah energi dan protein sedang dengan mengutamakan protein bernilai biologis tinggi untuk menghindari kehilangan masa otot.
d)      Melakukan latihan fisik terprogram sesuai anjuran dokter dengan bimbingan guru /instruktur olahraga, orang tua / keluarga
e)       Membuat catatan kegiatan harian yang berisi : asupan makan di rumah atau di luar rumah, aktivitas fisik, aktivitas nonton TV dan sejenisnya, bermain dan lain-lain (contoh terlampir)
f)        Lakukan evaluasi setelah 3 bulan. Bila berat badan anak turun atau tetap maka dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan pengaturan berat badan yang terstruktur. Bila berat badan anak naik atau ditemukan komorbiditas, maka harus dirujuk ke rumah sakit.




Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 5:25 AM

Dampak Obesitas Pada Anak Yang Harus Anda Tau



dampak obesitas pada anak

 Dampak Obesitas Pada Anak, Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan dengan gaya hidup cenderung sadentari dan pola makan yang enak yang tinggi kalori dan lemak. Kelebihan asupan energi disimpan dalam jaringan lemak, lama kelamaan akan mengakibatkan terjadinya obesitas (Mahdia, 2004).
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 5:10 AM

Saturday, August 13, 2016

Penyebab Obesitas Pada Anak Yang Harus Anda Tau



sebab obesitas pada anak
Penyebab Obesitas Pada Anak, Kata ‘OBESITAS’ pasti udah gak asing lagi ya terdengar oleh telinga kalian. Seperti peristiwa obesitas yang sekarang sedang menjadi pembicaraan hangat di media-media, baik media televisi, koran, radio, dll. Dialah Arya, bocah 10 tahun, mengalami obesitas yang benar-benar ekstrim. Bayangkan guys, umur segitu berat badannya mencapai 190 kg. Kok bisa ya? (pasti banyak tanda tanya deh diatas kepala kalian, hehe). Faktor apa sih yang menyebabkan arya bocah 10 tahun tersebut menderita obesitas ekstrim ini?. Nah, sebelum itu mimin jabarin dulu ya apa sih definisi obesitas itu sebenarnya.
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 8:13 AM