Monday, May 2, 2016

Ini Cara Mencuci Beras Yang Benar Agar Tetap Bernutrisi




cara cuci beras yang benar

Cara Mencuci Beras, Semua orang  Indonesia pasi tahu dengan beras apalagi beras meruapakan makan pokok sebagian besar orang indonesia. Beras adalah bagian bulir padi yang telah dipisahkan dari sekam secara anatomi  disebut “palea” (bagian yang ditutup) dan “lemma” (bagian yang menutupi). Pada salah satu pemprosesan hasil panen, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya terlepas dari isinya. Bagian isi inilah yang berwana putih, kemerahan, ungu atau bahkan hitam yang disebut beras.


Beras sendiri secara biologi adalah biji padi yang terdiri dari aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada dan embrio yang merupakan calon tanaman baru. Bagian terbesar beras didominasi oleh pati sekitar 80-85 %. Beras juga mengandung protein, vitamin, mineral dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat, amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cendrung bersifat lengket.

Beras juga mengandung bekatul meskipun jumlahnya sedikit. Adanya bekatul inilah yang menyebabkan air cucian beras menjadi keruh atau kotor. Bekatul berasal dari poses penyosohan beras atau gesekan antar butir beras. Keberadaan bekatul pada beras sebenarnnya tidak dikehendaki karena dianggap sebagai kotoran. Namun dalam jumlah sedikit, keberadaan bekatul pada beras dipandang wajar dan dapat diterima.

Bekatul berasal dari luar endosperm beras. Lapisan luar ini disebut sebagai aleuron. Alueron mengandung vitamin , protein, lemak dan serat. Dari aspek gizi, bekatul memang baik bagi tubuh. Oleh karena itu, sebenarnya  dapat langsung dimasak tanpa harus mencucinya terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan jika keadaan beras sudah bersih. 

Tetapi nasi yang dihasilkan dari beras yang dimasak tanpa dicuci kemungkinan memiliki aroma dan ras yang kurang disukai karena masih mengandung bekatul. Selain itu mungkin juga lebih cepat basi. Masyarakat tidak terbiasa dengan hal ini, hingga kemudian terbiasa mencuci beras sampai air cuciannya bening, baru dimasak. Proses pencucian ini menghilangkan bekatul. Hal ini berarti mengurangi zat gizi beras, seperti yang disebutkan tadi yaitu vitamin B, protein, lemak dan serat.

Selama ini, kebanyakan orang mencuci beras berkali-kali hingga air cucian bening. Cara mencuci demikian dilatari mitos turun temurun yaitu jika nasi dicuci dengan bersih menyebabkan nasi tak gampang basi. Cara mencuci demikian, berdasarkan peneliatian yang dilakukan sejumlah dosen pada program boga, Univesitas Negeri Jakarta (UNJ) tidak tepat, Menurut Dra Rusilanti MSi, yang memimpin penelitian bertajuk, pengaruh pencucian beras terhadap kandungan vitamin B1 justru mengurangi kandungan vitamin B1 yang berguna bagi tubuh. Lalu bagaimana cara mencuci beras yang benar?

Berdasarkan riset sejumlah dosen pada program boga, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang beranggotakan Dra Yati Setiati, Ir Ari Istiani Msi Dan Dra Rusilanti Msi, tersingkap cara terbaik mencuci beras cukup dengan dua kali pencucian. “Paling maksimal cukup dua kali dibilas dengan air,” jelas Lanti.

Dengan metode eksperimen, riset itu membuktikan pengaruh frekuensi pencucian beras terhadap kandungan vitamin B1 yang ada pada beras (sebelum dicuci mengandung 0,2850 miligram). Pengaruh pencucian dengan sekali cuci menyebabkan kandungan vitamin B1 berkurang menjadi 0,2475 mg. Dua kali pencucian, kandungan vitamin B1 menjadi 0,1765  mg. Pencucian tiga kali vitamin B1-nya tersisa 0,1560 mg.

Vitamin B1 yang dikandung saat dicuci sekali dengan penggosokan mengakibatkan kian berkurang menjadi 0,2090 mg, dua kali dengan penggosokan menjadi 0,1650 dan tiga kali dengan penggosokan menjadi 0,1435 mg. Jadi tak perlu digosok saat mencuci beras agar kandungan vitamin B1 tak berkurang meski memang penurunannya tak terlampau signifikan, ujar Rusilanti.

Dengan pencucian terlampau bersih, menurut Rusilanti, berpeluang kekurangan vitamin B1 bagi yang memakan nasi tersebut. Padahal, seorang pria dewasa membutuhkan 1,22 mg B1 perhari sedangkan wanita membutuhkan 1,03 mg perhari. Akibatnya, kekurangan vitamin B1 ini dapat membuat diantaranya gangguan metabolisme karbihidrat, bahkan mengakibatkan penyakit beri-beri. Bila pencuciannya tepat, orang tak perlu mendapatkan vitamin B1 dari suplemen lain, jelasnya sembari mengungkapkan  tak ada kaitan frekuensi pencucian dengan basi atau tidaknya beras tersebut.

Menurut Ir Jonni Syah R Purba Milles, ahli gizi yang dihubungi For Her mengatakan, kebanyakan dari kita mencuci beras dengan disiram air beberapa kali dan ini merupakan kesalahan besar. “ untuk mencuci beras hingga beras hingga bersih, sebenarnya cukup sekali siram. Ketika memang banyak kotoran dan sampak yang menempel, seharusnya anda memilih pada siraman air tersebut,” jelas pemerhati dan ahli pangan di poltekkes kemenkes pontianak.

Selain itu juga jangan terlalu lama mencuci karena sebenarnya saat nasi dimasak dengan suhu tinggi, disitulah kuman-kuman sudah mati. Menurut Jonni, beras mengandung vitamin B dan vitamin tersebut sangat larut air. Maka dari itu, ketika keseringan dicuci, justru akan membuat kandungan vitamin B pada beras akan menurun. Asam amino pada beras sangat rendah, karena itulah Jonni menyarankan ada baiknya makan beras dibarengi dengan kacang-kacangan. “Asam amino pada kacang memang sangat tinggi, maka dari itu konsumsi beras (nasi) juga sebisanya dibarengi dengan kacang-kacangan,” ungkapnya. Kemudian selain beras putih ada juga beberapa jenis beras lainnya yang tak kalah kandungan gizinya seperti yang diungkpakan Jonni Syah.

Jadi yang paling utama adalah sebaiknya kita tetap mencuci beras, cukup dengan dua atau tiga kali, tidak sampai air cuciannya menjadi bening. Beras harus dicuci dengan air bersih, cucilah beras dengan lembut perlahan lalu lepas buang airnya, ulangi lagi proses tersebut selama 2 kali lalu tiriskan. Itulah cara mencuci beras yang benar sebelum dimasak sehingga tidak mengurangi kandungan vitamin yang ada pada beras. Semoga dapat diterapkan dan bermanfaat bagi kita semua.
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 7:24 AM