Friday, February 3, 2017

Sebab dan Pencegahan Alergi Susu Sapi



Alergi Susu Sapi, Para calon ibu atau yang sudah menjadi ibu harus tahu nih gimana cara mengatasi kalo ada anak (anak sendiri, anak tetangga, atau anak siapa aja deh, hehehe) terkena alergi susu sapi. Alergi susu sapi atau yang biasa disingkat ASS merupakan reaksi simpang terhadap protein susu sapi yang diperantarai reaksi imunologi (haduhhh mimin bahasanya berat bener dah, yang ringan aja minnn!). Oke, oke, mimin jelasin lebih rinci lagi yaaa. Jadi ASS itu adalah keadaan dimana jika ada seorang anak, ketika minum susu, langsung terjadi gejala ASS ini seperti Edema atau gatal pada bibir, muntah atau diare, dan gejala-gejala lainnya yang bakal mimin jelasin lebih rinci nanti. Nah, reaksi ini diakibatkan oleh protein susu sapi yang berasal dari susu tersebut. Alergi sendiri merupakan reaksi hipersensitivitas yang diperankan oleh mekanisme imunologi. ASS dapat menyebabkan beragam gejala dan keluhan baik pada saluran  cerna, saluran napas, maupun kulit.


Alergi ini khusus susu sapi ya guys, lebih spesifik dari yang biasa kita sebut susu formula. Kalau definisi susu formula sendiri lebih luas. Susu formula merupakan susu berbahan dasar air susu sapi atau hewan lain dan atau bahan-bahan lain yang terbukti aman dan memberikan kecukupan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Berdasarkan bahan dasar serta proses pengolahan protein, susu formula dapat dibedakan menjadi beberapa macam dan mimin sadur dari

1.   Susu Formula Sapi
Nah susu formula yang satu ini berbahan dasar protein susu sapi guys. Susu formula jenis ini merupakan pilihan yang paling digemari untuk anak-anak yang tidak menderita ASS dan tidak menerima ASI eksklusif. Susu formula sapi ini tidak cocok digunakan untuk anak dengan ASS, intoleransi laktosa, dan galaktosemia.
Komponen protein pada susu sapi dapat berbentuk predominasi kasein atau whey. Umumnya rasio whey:kasein pada susu formula yang beredar di pasaran adalah 60:40. Susu ini dapat menunjang kebutuhan kalsium pada anak hingga satu tahun. Kandungan protein yang disarankan pada susu jenis ini adalah 1,8 samapi 2 g/100kkal.

2.   Susu Formula Hidrolisa Partial
Susu formula jenis ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu Susu formula hidrolisa partial rendah laktosa dan Susu formula hidrolisa partial whey 100%. Susu formula hidrolisa partial rendah tidak lazim dikonsumsi untuk anak yang sehat ataupun untuk pencegahan pada alergi. Walau demikian susu formula ini aman dan bisa dikonsusmsi untuk anak dengan keluhan kembung dan rewel. Susu ini mengandung kasein dan whey yang sebagian terhidrolisa dengan kadar laktosa yang rendah. Sedangkan susu formula hidrolisa partial whey 100% memiliki kandungan  whey 100% yang telah terhidrolisa sebagian.

3.   Susu Formula Bebas Laktosa
Susu formula jenis ini dapat dikonsumsi untuk anak dengan gangguan penyerapan laktosa (kekurangan enzim laktase) yang dikonfirmasi oleh dokter. Susu formula ini tidak dapat digunakan pada  anak dengan ASS maupun galaktosemia.

4.   Susu Formula Kasein Hidrolisa Ekstensif
Susu formula jenis ini diindikasi untuk dikonsumsi untuk anak dengan alergi makanan terutama alergi susu sapi, alergi susu kedelai, dan untuk masalah malabsorbsi spesifik. Susu formula ini merupakan pilihan pertama dan terbaik saat ini dalam penanganan ASS dan pencegahannya.

5.   Susu Formula Asam Amino
Susu formula jenis ini memiliki protein paling kecil diantara susu formula yang lain sehingga sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bagi penderita ASS dan intoleransi banyak makanan karena memiliki sifat antigenik paling rendah yang sangat cocok diberikan pada anak alergi. Namun, karena harganya yang sangat mahal, susu formula ini hanya menjadi pilihan kedua dari penanganan ASS, anak dapat mencoba terlebih dahulu mengonsumsi susu formula kasein hidrolisa ekstensif.

6.   Susu Formula Berbahan Dasar Protein Susu Kambing
Susu formula kambing relatif baru dipasaran karena berbeda dengan susu yang berbahan dasar sapi yaitu mudah dicerna daripada susu formula sapi. Hal ini disebabkan susu formula kambing tidak memiliki aglutinin yang menyebabkan butir-butir lemak menggumpal, kandungan protein lebih tinggi, asam essensial lebih tinggi, tetapi memiliki kandungan laktosa yang sedikit lebih rendah daripada susu formula sapi. Selain itu susu formula kambing memiliki kalsium 13 % lebih banyak, vitamin B6 25% lebih banyak, vitamin A 47% lebih banyak, kalium 134% lebih banyak, niasin tiga kali lebih banyak, kuprum empat kali lipat lebih banyak, dan selenium 27% lebih banyak. Namun, susu formula sapi memiliki keunggulan dalam kandungan vitamin B12 yang lima kali lebih banyak dan asam folat sepuluh kali lebih banyak.
Pada bayi yang mengalami intoleransi susu sapi dan ASS sebaiknya tidak juga  mengonsumsi susu formula kambing karena dapat mengakibatkan anemia, iritasi intestinum, serta kemungkinan besar tetap alergi karena adanya reaksi silang dengan protein susu kambing.

7.   Susu formula kedelai
Susu formula berbahan dasar kedelai biasanya dibuat menggunakan isolat protein kedelai dari ektrak kedelai kering. Ekstrak ini dibuat dengan menyangrai kedelai, dihaluskan menjadi bubuk halus, dan dihilangkan kandungan karbohidrat terlarut dan garam mineralnya tetapi masih menyisakan kandungan antinutrisi.

Nah, sekarang udah pada tahu kan guys apa saja jenis-jenis susu formula. Tadinya mimin kira juga hanya ada satu jenis susu formula, eh ternyata justru ada banyak. Menyambung pembahasan kita tentang ASS gejala yang terjadi akibat ASS pada umumnya dimulai pada usia 6 bulan pertama kehidupan. 28 % timbul setelah 3 hari mengonsumsi susu sapi, 41% setelah 7 hari , dan 68% setelah 1 bulan. Pada bayi terdapat 3 sistem organ tubuh yang paling sering terkena yaitu kulit, sistem saluran napas, dan saluran cerna. Gejala klinis yang dapat terjadi pada ketiga sistem tersebut yaitu :
·      Kulit: urtikaria, kemerahan kulit, pruritus, dermatitis atopik
·      Saluran napas: hidung tersumbat, rinitis, batuk berulang dan asma
·      Saluran cerna: muntah, kolik, konstipasi, diare, buang air besar berdarah
·      Gejala sistemik: syok


Sebanyak 85% kasus penyakit ASS akan menghilang sebelum usia 3 tahun. Sebagian besar ASS pada bayi adalah tipe cepat yang diperan oleh IgE dan gejala utama adalah ras kulit, eritema perioral, angioedema, urtikaria dan anafilaksis, sedangkan bila gejala lambat dan mengenai saluran cerna berupa kolik, muntah dan diare biasanya bukan diperan oleh IgE.

Pemeriksaan penunjang ASS dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.    Darah tepi, hitung jenis eosinofil >3% atau eosinofil total >300/ml. Kadar IgE total, nilai normal disesuaikan dengan umur. Kadar IgE spesifik susu sapi. Bila kadar IgE total dan atau IgE spesifik susu sapi meninggi, berarti sudah terjadi sensitisasi dengan susu sapi. Pemeriksaan IgE spesifik dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya cara IgE RAST (radio allergo sorbent test) dinyatakan positif bila nilainya > atau sama dengan 1.
2.    Uji kulit
Terdapat berbagai cara uji kulit; uji kulit gores, uji tusuk dan uji kulit intradermal. Diantara uji tersebut, yang sering dilakukan adalah uji kulit tusuk, walaupun uji intradermal lebih sensitif. Uji kulit pada usia < 1 tahun sering memberikan hasil negatip palsu, tetapi bila hasilnya positif maka dugaan sangat mungkin menjurus ASS. Bila salah satu uji kulit atau kadar IgE total atau IgE spesifik positif dan disertai pada anamnesis dan pemeriksaan fisik dugaan ASS, maka dilanjutkan dengan uji eliminasi dan provokasi susu sapi.
3.    Ada beberapa cara untuk provokasi makanan, sebagai baku emas adalah DBPCFC. Cara ini memerlukan waktu dan mahal, sehingga dicari cara yang lebih mudah.
4.    Pemeriksaan kadar histamin yang dilepaskan sel mas dan sel basofil.
5.    Pemeriksaan hambatan migrasi leukosit untuk membuktikan imunitas selular terlibat pada ASS

Disadur dari berbagai sumber.
Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 6:51 PM