Alergi Susu Sapi, Para calon ibu atau yang sudah
menjadi ibu harus tahu nih gimana cara mengatasi kalo ada anak (anak sendiri,
anak tetangga, atau anak siapa aja deh, hehehe) terkena alergi susu sapi. Alergi
susu sapi atau yang biasa disingkat ASS merupakan reaksi simpang terhadap
protein susu sapi yang diperantarai reaksi imunologi (haduhhh mimin bahasanya
berat bener dah, yang ringan aja minnn!). Oke, oke, mimin jelasin lebih rinci
lagi yaaa. Jadi ASS itu adalah keadaan dimana jika ada seorang anak, ketika
minum susu, langsung terjadi gejala ASS ini seperti Edema atau gatal pada
bibir, muntah atau diare, dan gejala-gejala lainnya yang bakal mimin jelasin
lebih rinci nanti. Nah, reaksi ini diakibatkan oleh protein susu sapi yang
berasal dari susu tersebut. Alergi sendiri merupakan reaksi hipersensitivitas
yang diperankan oleh mekanisme imunologi. ASS dapat menyebabkan beragam gejala
dan keluhan baik pada saluran cerna,
saluran napas, maupun kulit.
Alergi ini khusus susu sapi ya
guys, lebih spesifik dari yang biasa kita sebut susu formula. Kalau definisi
susu formula sendiri lebih luas. Susu formula merupakan susu berbahan dasar air
susu sapi atau hewan lain dan atau bahan-bahan lain yang terbukti aman dan memberikan
kecukupan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Berdasarkan
bahan dasar serta proses pengolahan protein, susu formula dapat dibedakan
menjadi beberapa macam dan mimin sadur dari
:
1. Susu Formula
Sapi
Nah susu
formula yang satu ini berbahan dasar protein susu sapi guys. Susu formula jenis
ini merupakan pilihan yang paling digemari untuk anak-anak yang tidak menderita
ASS dan tidak menerima ASI eksklusif. Susu formula sapi ini tidak cocok
digunakan untuk anak dengan ASS, intoleransi laktosa, dan galaktosemia.
Komponen
protein pada susu sapi dapat berbentuk predominasi kasein atau whey. Umumnya
rasio whey:kasein pada susu formula yang beredar di pasaran adalah 60:40. Susu
ini dapat menunjang kebutuhan kalsium pada anak hingga satu tahun. Kandungan
protein yang disarankan pada susu jenis ini adalah 1,8 samapi 2 g/100kkal.
2. Susu Formula
Hidrolisa Partial
Susu formula
jenis ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu Susu
formula hidrolisa partial rendah laktosa dan Susu formula hidrolisa partial whey 100%. Susu formula hidrolisa
partial rendah tidak lazim dikonsumsi untuk anak yang sehat ataupun untuk
pencegahan pada alergi. Walau demikian susu formula ini aman dan bisa
dikonsusmsi untuk anak dengan keluhan kembung dan rewel. Susu ini mengandung
kasein dan whey yang sebagian terhidrolisa dengan kadar laktosa yang rendah.
Sedangkan susu formula hidrolisa partial whey 100% memiliki kandungan whey 100% yang telah terhidrolisa sebagian.
3. Susu Formula
Bebas Laktosa
Susu formula
jenis ini dapat dikonsumsi untuk anak dengan gangguan penyerapan laktosa
(kekurangan enzim laktase) yang dikonfirmasi oleh dokter. Susu formula ini
tidak dapat digunakan pada anak dengan
ASS maupun galaktosemia.
4. Susu Formula
Kasein Hidrolisa Ekstensif
Susu formula
jenis ini diindikasi untuk dikonsumsi untuk anak dengan alergi makanan terutama
alergi susu sapi, alergi susu kedelai, dan untuk masalah malabsorbsi spesifik. Susu
formula ini merupakan pilihan pertama dan terbaik saat ini dalam penanganan ASS
dan pencegahannya.
5. Susu Formula
Asam Amino
Susu formula
jenis ini memiliki protein paling kecil diantara susu formula yang lain
sehingga sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bagi penderita ASS dan intoleransi
banyak makanan karena memiliki sifat antigenik paling rendah yang sangat cocok
diberikan pada anak alergi. Namun, karena harganya yang sangat mahal, susu
formula ini hanya menjadi pilihan kedua dari penanganan ASS, anak dapat mencoba
terlebih dahulu mengonsumsi susu formula kasein hidrolisa ekstensif.
6. Susu Formula
Berbahan Dasar Protein Susu Kambing
Susu formula
kambing relatif baru dipasaran karena berbeda dengan susu yang berbahan dasar
sapi yaitu mudah dicerna daripada susu formula sapi. Hal ini disebabkan susu
formula kambing tidak memiliki aglutinin yang menyebabkan butir-butir lemak
menggumpal, kandungan protein lebih tinggi, asam essensial lebih tinggi, tetapi
memiliki kandungan laktosa yang sedikit lebih rendah daripada susu formula
sapi. Selain itu susu formula kambing memiliki kalsium 13 % lebih banyak,
vitamin B6 25% lebih banyak, vitamin A 47% lebih banyak, kalium 134% lebih
banyak, niasin tiga kali lebih banyak, kuprum empat kali lipat lebih banyak,
dan selenium 27% lebih banyak. Namun, susu formula sapi memiliki keunggulan dalam
kandungan vitamin B12 yang lima kali lebih banyak dan asam folat sepuluh kali
lebih banyak.
Pada bayi
yang mengalami intoleransi susu sapi dan ASS sebaiknya tidak juga mengonsumsi susu formula kambing karena dapat
mengakibatkan anemia, iritasi intestinum, serta kemungkinan besar tetap alergi
karena adanya reaksi silang dengan protein susu kambing.
7. Susu formula
kedelai
Susu formula
berbahan dasar kedelai biasanya dibuat menggunakan isolat protein kedelai dari
ektrak kedelai kering. Ekstrak ini dibuat dengan menyangrai kedelai, dihaluskan
menjadi bubuk halus, dan dihilangkan kandungan karbohidrat terlarut dan garam
mineralnya tetapi masih menyisakan kandungan antinutrisi.
Nah, sekarang udah pada tahu kan
guys apa saja jenis-jenis susu formula. Tadinya mimin kira juga hanya ada satu
jenis susu formula, eh ternyata justru ada banyak. Menyambung pembahasan kita
tentang ASS gejala yang terjadi akibat ASS pada umumnya dimulai pada usia 6
bulan pertama kehidupan. 28 % timbul setelah 3 hari mengonsumsi susu sapi, 41% setelah
7 hari , dan 68% setelah 1 bulan. Pada bayi terdapat 3 sistem organ tubuh yang
paling sering terkena yaitu kulit, sistem saluran napas, dan saluran cerna. Gejala
klinis yang dapat terjadi pada ketiga sistem tersebut yaitu :
·
Kulit:
urtikaria, kemerahan kulit, pruritus, dermatitis atopik
·
Saluran
napas: hidung tersumbat, rinitis, batuk berulang dan asma
·
Saluran
cerna: muntah, kolik, konstipasi, diare, buang air besar berdarah
·
Gejala
sistemik: syok
Sebanyak
85% kasus penyakit ASS akan menghilang sebelum usia 3 tahun. Sebagian besar ASS
pada bayi adalah tipe cepat yang diperan oleh IgE dan gejala utama adalah ras
kulit, eritema perioral, angioedema, urtikaria dan anafilaksis, sedangkan bila
gejala lambat dan mengenai saluran cerna berupa kolik, muntah dan diare
biasanya bukan diperan oleh IgE.
Pemeriksaan
penunjang ASS dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Darah tepi,
hitung jenis eosinofil >3% atau eosinofil total >300/ml. Kadar IgE total,
nilai normal disesuaikan dengan umur. Kadar IgE spesifik susu sapi. Bila kadar
IgE total dan atau IgE spesifik susu sapi meninggi, berarti sudah terjadi
sensitisasi dengan susu sapi. Pemeriksaan IgE spesifik dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya cara IgE RAST (radio allergo sorbent test) dinyatakan
positif bila nilainya > atau sama dengan 1.
2.
Uji kulit
Terdapat berbagai cara uji kulit;
uji kulit gores, uji tusuk dan uji kulit intradermal. Diantara uji tersebut,
yang sering dilakukan adalah uji kulit tusuk, walaupun uji intradermal lebih sensitif.
Uji kulit pada usia < 1 tahun sering memberikan hasil negatip palsu, tetapi
bila hasilnya positif maka dugaan sangat mungkin menjurus ASS. Bila salah satu
uji kulit atau kadar IgE total atau IgE spesifik positif dan disertai pada
anamnesis dan pemeriksaan fisik dugaan ASS, maka dilanjutkan dengan uji eliminasi
dan provokasi susu sapi.
3.
Ada beberapa
cara untuk provokasi makanan, sebagai baku emas adalah DBPCFC. Cara ini memerlukan
waktu dan mahal, sehingga dicari cara yang lebih mudah.
4.
Pemeriksaan
kadar histamin yang dilepaskan sel mas dan sel basofil.
5.
Pemeriksaan
hambatan migrasi leukosit untuk membuktikan imunitas selular terlibat pada ASS
Disadur
dari berbagai sumber.