Friday, November 4, 2016

Anemia Hemolitik




   Haloooooo guysss udah lama yaa mimin gak update artikel. Hehehehe.... pasti udah pada kangen bin rindu yaaa ama mimin (iyain aja yakkk !). Nah, kali ini mimin akan membahas tentang sebuah penyakit yang baru-baru ini mimin denger nih guys !. Jadi ceritanya mimin punya saudara yang terkena penyakit ini, nama penyakitnya adalah Anemia Hemolitik. Saudara mimin udah terkena penyakit ini selama kurang lebih 4 tahun. Kalo kata dokter yang memeriksa saudara mimin nih, penyakit anemia hemolitik ini gak bisa diprediksi datengnya kapan alias dateng gak pake diundang lagi. Nah, saudara mimin ini kalo lagi dateng penyakit anemianya, langsung tuh sendi dan tulangnya sakit dan nyeri. Lah kok bisa ya penyakit anemia menyerang sendi dan tulang manusia? Biasanya efeknya hanya lemes aja. Nah, makanya stay tune terus ya, lanjutkan baca artikel ini sampai habis !

Dari nama Anemia nya sih kalian pasti udah gak asing lagi yaa, tapi hemolitiknya itu loh, mimin juga baru denger. Faktanya ternyata anemia itu punya beragam jenis loh guys. Salah satunya adalah anemia hemolitik. Berdasarkan sumber yang mimin sadur, anemia secara umum didefinisikan sebagai berkurangnya volume eritrosit atau konsentrasi hemoglobin. Bisa juga didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah.


Anemia tipe berat dapat terjadi apabila terjadi gejala-gejala anemia ringan atau sedang yang tidak cepat diatasi langsung. Anemia ringan sampai sedang tidak terlalu menimbulkan gejala-gejala objektif namun dapat berlanjut ke keadaan anemia berat dengan gejala-gejala keletihan, napas yang pendek saat beraktivitas, dilatasi jantung, gagal jantung, takipnea, dan takikardia. 

Gejala anemia sendiri tergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia dan kebutuhan oksigennya guys. Gejala akan lebih ringan pada anemia yang terjadi perlahan dikarenakan adanya kesempatan bagi mekanisme homeostatik untuk menyesuaikan karena berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.

Nah pertanyaanya, apakah anemia (kurang darah) sama dengan darah rendah? Jawabannya TIDAK SAMA. Hal ini karena darah rendah merupakan kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya. Jadi kurang darah dengan darah rendah itu beda ya guyss !

Jika  kadar hemoglobin pada pria di bawah 14 g% dan pada wanita di bawah 12 g% maka bisa didiagnosis bahwa individu tersebut mengalami anemia (WHO). Nah untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut ini !

Tabel. Batasan anemia (Menurut Kemenkes RI)

Kelompok
Batasan normal
Anak balita
11 gram %
Anak usia sekolah
12 gram %
Wanita dewasa
12 gram %
Laki-laki dewasa
14 gram %
Ibu hamil
11 gram %
Ibu menyusui > 3 bln
12 gram %

Oiya faktor usia juga bisa menjadi sebab adanya anemia dalam tubuh individu loh guys. Dalam survey National Health And Nutrition Examination Survey ketiga (NHANES III), insidensi teradinya anemia pada pria berusia lebih dari 65 tahun sekitar 11% dan wanita 10%. Hal ini patut diperhatikan karena kejadian anemia pada usia senja akan memberi efek lanjutan diantaranya peningkatan resiko terjadinya sindroma geriatri seperti terjatuh, demensia, dependensi, komplikasi, bahkan kematian.

            Kalo tabel dibawah ini adalah kriterian epidemi penyakit anemia di suatu wilayah guys, kalo masyarakat di wilayah tersebut mengalami anemia sebanyak lebih dari 40% mak bisa dikatakan wilayah tersebut dalam keadaan gawat darurat. Jika masyarakat yang mengalami anemia sebanyak 10-39,9%, maka wilayah tersebut masuk kriteria sedang, dan sebaliknya jika masyarakat tersebut mengalami anemea sebanyak kurang dari 10%, maka tergolong ringan.

Tabel. Kriteria Epidemiologi Anemia WHO
Kriteria
Prevalensi dalam suatu populasi
Gawat
>40 %
Sedang
10 – 39,9 %
Ringan
<10 %
            Nah dibawah ini merupakan tabel klasifikasi anemia guys !

Klasifikasi Anemia
No.
Jenis anemia
Definisi
1.
Anemia Defisiensi
Karena kekurangan (defisiensi) zat gizi tertentu
2.
Anemia Aplastik
Kekurangan produksi sel darah merah yang bisa terjadi apabila sumsum tulang berhenti bekerja sehingga tidak cukup sel darah merah yang dibentuk
3.
Anemia Hemoragik
Karena pengeluaran darah dari tubuh lewat pendarahan
4.
Anemia Hemolitik
Karena penghancuran (destruksi) sel darah merah di dalam tubuh
           
Umur eritrosit normal rata-rata 110-120 hari, setiap hari terjadi kerusakan sel eritrosit 1% dari jumlah eritrosit yang ada dan diikuti oleh pembentukan oleh sumsum tulang. Selama terjadi proses hemolisis, umur eritrosit lebih pendek dan diikuti oleh aktivitas yang meningkat dari sumsum tulang ditandai dengan meningkatnya jumlah sel retikulosit tanpa disertai adanya perdarahan yang nyata.


Bila sel darah merah yang beredar di tubuh terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan terhadap tekanan sirkulasi, maka sel darah merah akan hancur lebih cepat sehingga menimbulkan anemia hemolitik.
 

Penyebab anemia hemolitik antara lain :
1.        Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia
2.        Adanya stressor seperti infeksi, obat-obatan, bisa hewan atau beberapa jenis makanan
3.        Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
4.        Auto imun
5.        Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar, paparan kimiawi, hipertensi berta, dan gangguan trombosis

Nah, kalo anemia hemolitiknya sendiri terbagi lagi menjadi bermacam-macam jenis guys.

Anemia hemolitik intrakorpuskular

1.     Gangguan membran eritrosit (membranopati)
2.     Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
3.     Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
Ø Thalasemia
Ø Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
1.     Anemia hemolitik autoimun
2.     Anemia hemolitik mikroangiopatik
3.     Lain-lain

NUTRISI BAGI PENDERITA ANEMIA

Anemia merupakan penyakit yang memiliki banyak faktor, salah satunya adalah masalah nutrisi. Individu dengan status gizi kurang akan rentan menderita anemia. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa orang yang menderita anemia semakin meningkat dengan semakin memburuknya status gizi seseorang. Sedangkan penelitian lain menyebutkan bahwa tidak ada korelasi yang jelas antara status gizi dengan pengukuran IMT dengan kadar Hb seseorang.

Jika status gizi seseorang kurang, maka hal itu disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Berkurangnya asupan nutrisi bisa disebabkan berbagai sebab, diantaranya ada gangguan dalam absorpsi makanan yang dikonsumsi atau kurangnya konsumsi sumber makanan tertentu. Diet yang rendah zat besi, asam folat, atau vitamin B12 akan menyulitkan tubuh untuk memproduksi cukup sel darah merah karena zat-zat tersebut diperlukan dalam proses pembuatan sehingga timbul anemia. Konsumsi vitamin C yang cukup juga akan membantu penyerapan zat besi sehingga membantu pencegahan anemia

Dari berbagai sumber
Penulis: Firmania

Admin
Kesehatan Pria Dan Wanita Updated at: 6:23 AM

No comments: