Haloooooo
guysss udah lama yaa mimin gak update artikel. Hehehehe.... pasti udah pada
kangen bin rindu yaaa ama mimin (iyain aja yakkk !). Nah, kali ini mimin akan
membahas tentang sebuah penyakit yang baru-baru ini mimin denger nih guys !.
Jadi ceritanya mimin punya saudara yang terkena penyakit ini, nama penyakitnya
adalah Anemia Hemolitik. Saudara mimin
udah terkena penyakit ini selama kurang lebih 4 tahun. Kalo kata dokter yang memeriksa
saudara mimin nih, penyakit anemia hemolitik ini gak bisa diprediksi datengnya
kapan alias dateng gak pake diundang lagi. Nah, saudara mimin ini kalo lagi
dateng penyakit anemianya, langsung tuh sendi dan tulangnya sakit dan nyeri. Lah
kok bisa ya penyakit anemia menyerang sendi dan tulang manusia? Biasanya
efeknya hanya lemes aja. Nah, makanya stay
tune terus ya, lanjutkan baca artikel ini sampai habis !
Dari nama Anemia nya sih kalian
pasti udah gak asing lagi yaa, tapi hemolitiknya itu loh, mimin juga baru
denger. Faktanya ternyata anemia itu punya beragam jenis loh guys. Salah satunya
adalah anemia hemolitik. Berdasarkan
sumber yang mimin sadur, anemia secara
umum didefinisikan sebagai berkurangnya volume eritrosit atau konsentrasi
hemoglobin. Bisa juga didefinisikan sebagai berkurangnya
1 atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau
jumlah sel darah merah.
Anemia tipe berat dapat
terjadi apabila terjadi gejala-gejala anemia ringan atau sedang yang tidak cepat
diatasi langsung. Anemia ringan
sampai sedang tidak terlalu
menimbulkan gejala-gejala objektif namun dapat berlanjut ke keadaan anemia
berat dengan gejala-gejala keletihan, napas yang pendek saat beraktivitas,
dilatasi jantung, gagal jantung, takipnea, dan takikardia.
Gejala anemia sendiri tergantung
pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia dan kebutuhan oksigennya guys.
Gejala akan lebih ringan pada anemia yang terjadi perlahan dikarenakan adanya
kesempatan bagi mekanisme homeostatik untuk menyesuaikan karena berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen.
Nah pertanyaanya, apakah anemia (kurang
darah) sama dengan darah rendah? Jawabannya TIDAK SAMA. Hal ini karena darah
rendah merupakan kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah keseluruh
tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan
bagian tubuh lainnya. Jadi kurang darah dengan darah rendah itu beda ya guyss !
Jika
kadar hemoglobin pada pria di bawah 14 g% dan pada wanita di bawah 12 g%
maka bisa didiagnosis bahwa individu tersebut mengalami anemia (WHO). Nah untuk
lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut ini !
Tabel.
Batasan anemia (Menurut Kemenkes RI)
Kelompok
|
Batasan
normal
|
Anak
balita
|
11 gram %
|
Anak
usia sekolah
|
12 gram %
|
Wanita
dewasa
|
12 gram %
|
Laki-laki
dewasa
|
14 gram %
|
Ibu
hamil
|
11 gram %
|
Ibu menyusui > 3 bln
|
12 gram %
|
Oiya faktor usia juga bisa menjadi sebab
adanya anemia dalam tubuh individu loh guys. Dalam survey National Health And Nutrition Examination Survey ketiga (NHANES
III), insidensi teradinya anemia pada pria berusia lebih dari 65 tahun sekitar
11% dan wanita 10%. Hal ini patut diperhatikan karena kejadian anemia pada usia
senja akan memberi efek lanjutan diantaranya peningkatan resiko terjadinya
sindroma geriatri seperti terjatuh, demensia, dependensi, komplikasi, bahkan kematian.
Kalo tabel dibawah ini adalah kriterian
epidemi penyakit anemia di suatu wilayah guys, kalo masyarakat di wilayah
tersebut mengalami anemia sebanyak lebih dari 40% mak bisa dikatakan wilayah
tersebut dalam keadaan gawat darurat. Jika masyarakat yang mengalami
anemia sebanyak 10-39,9%, maka wilayah tersebut masuk kriteria sedang, dan
sebaliknya jika masyarakat tersebut mengalami anemea sebanyak kurang dari 10%,
maka tergolong ringan.
Tabel. Kriteria Epidemiologi Anemia
WHO
Kriteria
|
Prevalensi dalam suatu populasi
|
Gawat
|
>40 %
|
Sedang
|
10 – 39,9
%
|
Ringan
|
<10 %
|
Nah dibawah ini merupakan tabel klasifikasi
anemia guys !
Klasifikasi
Anemia
No.
|
Jenis anemia
|
Definisi
|
1.
|
Anemia Defisiensi
|
Karena kekurangan (defisiensi) zat gizi tertentu
|
2.
|
Anemia Aplastik
|
Kekurangan produksi sel darah merah yang bisa terjadi apabila sumsum
tulang berhenti bekerja sehingga tidak cukup sel darah merah yang dibentuk
|
3.
|
Anemia Hemoragik
|
Karena pengeluaran darah dari tubuh lewat pendarahan
|
4.
|
Anemia Hemolitik
|
Karena penghancuran (destruksi) sel darah merah di dalam tubuh
|
Umur eritrosit normal rata-rata 110-120 hari,
setiap hari terjadi kerusakan sel eritrosit 1% dari jumlah eritrosit yang ada
dan diikuti oleh pembentukan oleh sumsum tulang. Selama terjadi proses
hemolisis, umur eritrosit lebih pendek dan diikuti oleh aktivitas yang
meningkat dari sumsum tulang ditandai dengan meningkatnya jumlah sel
retikulosit tanpa disertai adanya perdarahan yang nyata.
Bila sel darah merah yang beredar di tubuh terlalu rapuh dan tidak mampu
bertahan terhadap tekanan sirkulasi, maka sel darah merah akan hancur lebih
cepat sehingga menimbulkan anemia hemolitik.
Penyebab anemia hemolitik antara lain :
1.
Keturunan, seperti sickle cell anemia dan
thalassemia
2.
Adanya stressor seperti infeksi, obat-obatan, bisa
hewan atau beberapa jenis makanan
3.
Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
4.
Auto imun
5.
Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor,
luka bakar, paparan kimiawi, hipertensi berta, dan gangguan trombosis
Nah, kalo anemia hemolitiknya sendiri terbagi
lagi menjadi bermacam-macam jenis guys.
Anemia hemolitik intrakorpuskular
|
1.
Gangguan
membran eritrosit (membranopati)
2.
Gangguan
enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
3.
Gangguan
hemoglobin (hemoglobinopati)
Ø Thalasemia
Ø Hemoglobinopati struktural : HbS,
HbE, dll
|
Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
|
1.
Anemia
hemolitik autoimun
2.
Anemia
hemolitik mikroangiopatik
3.
Lain-lain
|
NUTRISI BAGI PENDERITA ANEMIA
Anemia merupakan penyakit yang memiliki
banyak faktor, salah satunya adalah masalah nutrisi. Individu dengan status
gizi kurang akan rentan menderita anemia. Penelitian sebelumnya mengatakan
bahwa orang yang menderita anemia semakin meningkat dengan semakin memburuknya
status gizi seseorang.
Sedangkan penelitian lain menyebutkan bahwa tidak ada korelasi yang jelas antara
status gizi dengan pengukuran IMT dengan kadar Hb seseorang.
Jika status gizi seseorang
kurang, maka hal itu disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Berkurangnya asupan nutrisi bisa disebabkan berbagai sebab,
diantaranya ada gangguan dalam absorpsi makanan yang dikonsumsi atau kurangnya
konsumsi sumber makanan tertentu. Diet yang rendah zat besi, asam folat, atau
vitamin B12 akan menyulitkan tubuh untuk memproduksi cukup sel darah merah
karena zat-zat tersebut diperlukan dalam proses pembuatan sehingga timbul
anemia. Konsumsi vitamin C yang cukup juga akan membantu penyerapan zat besi
sehingga membantu pencegahan anemia
Dari berbagai sumber
Penulis: Firmania
No comments:
New comments are not allowed.